NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota New Delhi pada Senin (15/11/2021) menolak saran dari pengadilan tinggi India untuk melakukan "lockdown polusi", mumpung anak-anak tidak masuk sekolah selama seminggu karena polusi udara dari kabut asap yang berbahaya.
Kualitas udara di New Delhi, salah satu kota paling tercemar di dunia, sering turun ke kategori "parah" di musim dingin dengan tingkat partikulat pada level berbahaya.
Pada Sabtu (13/11/2021), Mahkamah Agung India menyarankan untuk pertama kalinya memberlakukan "lockdown polusi", yang secara efektif membatasi aktivitas 20 juta penduduk New Delhi di rumah.
Baca juga: Ibu Kota India Tutup Sekolah Seminggu karena Polusi Udara Semakin Berbahaya
Dalam pengajuan ke pengadilan pada Senin, pemerintah kota mengatakan bahwa langkah seperti itu hanya akan berguna jika negara-negara bagian di sekitar Delhi juga disertakan.
Salah satu penyumbang kabut asap yang menyelimuti New Delhi di musim dingin adalah asap dari para petani yang membakar sisa tanaman mereka di negara-negara bagian tetangga.
Delhi juga dikelilingi beberapa kota satelit seperti Noida dan Ghaziabad yang dihuni jutaan orang.
"Mengingat ukuran Delhi yang compact, penguncian akan berdampak terbatas pada kualitas udara," kata pemkot Delhi dikutip dari AFP.
Namun diakui, industri adalah penyumbang terbesar polusi udara New Delhi diikuti oleh transportasi dan debu yang berasal dari jalan serta lokasi konstruksi.
Dikatakan bahwa pembakaran lahan pertanian hanya menyumbang empat persen terhadap PM 2.5 di kota itu, partikel paling berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan jantung kronis.
Pekan lalu, level PM 2.5 di New Delhi menyentuh 500, lebih dari 30 kali batas aman maksimum menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Polusi dan Kabut Asap Beracun Makin Mengerikan, Ibu Kota India Tutup Sekolah serta Perguruan Tinggi
Pada hari Senin, tingkat PM 2.5 mereda setelah angin menyebarkan polutan dan menurunkannya ke sekitar 160, menurut Sistem Peramalan dan Penelitian Kualitas Udara serta Cuaca pemerintah.
Kepala Menteri Delhi pada Sabtu (13/11/2021) mengumumkan penutupan seminggu bagi kantor-kantor pemerintah serta sekolah, juga melarang kegiatan konstruksi hingga 20 November.
Laporan tahun 2020 oleh organisasi Swiss IQAir menemukan, 22 dari 30 kota paling tercemar di dunia berada di India, dengan Delhi menduduki peringkat ibu kota paling tercemar secara global.
Pada tahun yang sama, jurnal Lancet mengatakan bahwa 1,67 juta kematian disebabkan oleh polusi udara di India pada 2019, termasuk hampir 17.500 di New Delhi.
Baca juga: Polusi Udara India Makin Parah, Taj Mahal Diselimuti Kabut Asap Berbahaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.