BEIJING, KOMPAS.com - Seorang bintang tenis China menuduh politisi elite Partai Komunis, yang juga mantan pejabat tinggi pemerintah, memaksa berhubungan seksual meskipun penolakan berulang kali disampaikan.
Dalam sebuah unggahan media sosial panjang yang menghilang dengan cepat, Peng Shuai menulis Zhang Gaoli, mantan wakil perdana menteri dan anggota Komite Tetap Politbiro yang berkuasa, memaksanya berhubungan seks setelah kejuaraan tenis tiga tahun lalu.
Baca juga: China Perangi Wabah Covid-19 Paling Luas Sejak Wuhan, Strategi nol Covid Diperketat
Pihak berwenang China memadamkan hampir semua diskusi online tentang tuduhan penyerangan seksual oleh Zhang Gaoli, yang menunjukkan betapa sensitifnya Partai Komunis yang berkuasa terhadap tuduhan semacam itu.
Unggahan Peng Shuai juga mengatakan mereka berhubungan seks sekali tujuh tahun yang lalu dan dia mengaku memiliki perasaan untuk pejabat itu setelahnya.
Peng adalah mantan pemain ganda peringkat teratas, yang meraih 23 gelar ganda tingkat tur, termasuk Grand Slam di Wimbledon pada 2013 dan Perancis Terbuka pada 2014.
AP tidak dapat memverifikasi keaslian unggahannya, yang dibuat Selasa (2/11/2021) malam oleh akun terverifikasinya di Weibo, platform media sosial terkemuka China.
Unggahan itu segera dihapus, dan pencarian di Weibo untuk akun Peng sekarang tidak menemukan hasil. Baik dia maupun Zhang tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh AP.
Baca juga: Sejarah Panjang Tembok Besar China
Tuduhan itu adalah yang pertama terjadi terhadap seorang pejabat pemerintah terkemuka sejak gerakan #MeToo berlangsung di China pada 2018, sebelum sebagian besar gerakan itu dilumpuhkan oleh pihak berwenang pada tahun yang sama.
Tuduhan sebelumnya terbatas pada media, kelompok advokasi dan akademisi.
Tanggapan Partai Komunis menggambarkan tekadnya untuk mengendalikan wacana publik dan menahan gerakan sosial yang tidak dapat dikendalikan dengan pasti.
Meski media sosial telah ada di mana-mana di China, keberadaannya juga tetap berada di bawah kendali partai.
Tangkapan layar dari unggahan tersebut beredar di Twitter, yang diblokir di China, menghidupkan kembali diskusi di platform tersebut tentang hubungan jender di China, di mana pria mendominasi tingkat atas dalam politik dan bisnis.
Dalam unggahan tersebut, Peng, 35 tahun, menulis bahwa Zhang, sekarang 75 tahun, dan istrinya mengatur pertemuan untuk bermain tenis di Beijing sekitar tiga tahun lalu.
Zhang kemudian membawanya ke sebuah ruangan di rumahnya, di mana serangan itu terjadi.
"Saya sangat ketakutan sore itu, tidak pernah berpikir bahwa hal ini bisa terjadi," tulis unggahan tersebut.
Baca juga: Pentagon: China Bisa Memiliki 1.000 Hulu Ledak Nuklir pada 2030