Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekannya Ditembaki, Perawat Eswatini Menolak Merawat Polisi

Kompas.com - 23/10/2021, 18:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

MBABANE, KOMPAS.com - Para perawat di Eswatini menyatakan, mereka menolak merawat polisi karena rekan mereka ditembaki dalam demonstrasi Rabu (20/10/2021).

Demonstrasi di negara kawasan Afrika Selatan yang dulunya bernama Swaziland itu sudah mengguncang sejak Juni.

Beberapa layanan internet dan media sosial seperti Facebook dihentikan pekan ini menyusul adanya kerusuhan.

Baca juga: Protes Anti-Monarki Meningkat, Pemerintah Eswatini Kerahkan Pasukan

Pemerintah, yang membantah aparatnya menggunakan peluru tajam, dilaporkan telah melarang segala bentuk demonstrasi.

"Kami tidak menerima laporan adanya perawat yang ditembak," kata juru bicara pemerintah dikutip BBC Focus Africa.

Pemerintah Eswatini mengeklaim, polisi yang diterjunkan ke jalan hanya sebatas memulihkan keamanan, tidak menyerang membabi buta.

Meski begitu pada Jumat (22/10/2021), muncul laporan bahwa para tenaga kesehatan berunjuk rasa di tiga rumah sakit berbeda.

Akun Twitter Swazi News mengabarkan, para ners melakukan unjuk rasa di fasilitas medis Nhlangano di kawasan selatan Eswatini.

Serikat Perawat Demokratik Swaziland (SDNU) menyatakan, rekan mereka yang hendak memberi petisi ke parlemen mendapatkan kekerasan.

Baca juga: Raja Eswatini Klaim Sembuh Covid-19, Setelah Pakai Obat dari Taiwan

Sebanyak 30 rekan mereka ditembak oleh polisi maupun pasukan keamanan, dengan seorang pengguna jalan dilaporkan tewas.

Menyebut aparat sebagai "induk ular beludak", SDNU menyerukan kepada semua perawat untuk bersolidaritas dengan tak merawat polisi.

Presiden SDNU Welcome Mdluli mengakui, keputusan tersebut bertentangan dengan prinsip merawat siapapun tanpa pandang bulu.

Baca juga: PM Eswatini Jadi Pemimpin Negara Pertama yang Meninggal Setelah Positif Covid-19

Namun seperti diwartakan BBC, Mdluli mengatakan anggotanya kini takut jika berhadapan dengan penegak hukum.

"Kami mendapatkan laporan bahwa ada aparat yang menembaki tenaga kesehatan di dalam rumah sakit. Kami ketakutan," kata dia.

Mdluli mengatakan, dia menginginkan kementerian kesehatan memberikan jaminan ners tidak akan disakiti saat merawat pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com