Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat Palang Merah Diduga Tipu 8.600 Orang Lanjut Usia, Tukar Vaksin Covid-19 dengan Larutan Garam

Kompas.com - 12/08/2021, 14:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

BERLIN, KOMPAS.com - Seorang perawat anti-vaksin Covid-19 di Jerman telah menyuntik sekitar 8.600 orang lanjut usia dengan larutan garam.

Otoritas Jerman sekarang menyarankan ribuan orang untuk suntik vaksin Covid-19 ulang, setelah menjadi korban dalam kasus ini dari awal tahun.

Perawat Palang Merah dicurigai menipu orang-orang yang ingin vaksin Covid-19 dengan menyuntikkan larutan garam sebagai gantinya.

Baca juga: Korban Vaksin Covid-19 Palsu di India dari Orang dengan Disabilitas sampai Transgender

Praktik itu dilakukan di pusat vaksinasi di Friesland, sebuah distrik pedesaan dekat pantai Laut Utara pada awal musim semi, seperti yang dilansir dari The Sun pada Rabu (11/8/2021).

"Saya benar-benar kaget dengan kejadian ini," ujar Sven Ambrosy, seorang dewan lokal di Facebook.

Pada Selasa (10/8/2021), otoritas lokal memanggil sekitar 8.600 panduduk yang kemungkinan menjadi korban oknum perawat tersebut.

"Hari ini saya memiliki tugas yang menyedihkan untuk memberi tahu sekitar 8.600 orang yang diperkirakan bahwa mereka menerima suntikan larutan garam ketika mereka vaksinasi (Covid-19)," terangnya di Facebook.

Baca juga: 2.500 Orang di India Tertipu Vaksin Palsu Covid-19 Berisi Garam

"Demi ketenangan pikiran, kami akan merekomendasikan orang mendapatkan vaksinasi tambahan," kata Ambrosy.

Perawat itu dapat mengganti botol karena dia "bertanggung jawab atas persiapan vaksin dan persiapan jarum suntik selama jam kerjanya di pusat vaksinasi," kata otoritas kesehatan di Lower Saxony.

Meskipun larutan garam tidak berbahaya, orang lanjut usia yang menerimanya akan berisiko tinggi terkena Covid-19.

Penyelidik polisi Peter Beer, berbicara sebelumnya pada konferensi pers yang diliput oleh media Jerman, mengatakan bahwa berdasarkan pernyataan saksi ada "kecurigaan yang masuk akal tentang ancaman bahaya".

Baca juga: Karena Informasi Palsu, Ribuan Orang Menyerbu Situs Vaksinasi Filipina

Motif oknum perawat, yang tidak disebutkan namanya, belum jelas, tetapi dilaporkan bahwa dia menyuarakan pendapat skeptis tentang vaksin Covid-19 di media sosial.

Polisi menemukan perawat yang terlibat "termotivasi untuk menentang vaksinasi," kata tim krisis virus corona pemerintah Lower Saxony, yang mengawasi kasus tersebut, kepada wartawan pada Selasa (11/8/2021).

Tidak segera jelas apakah tersangka telah ditangkap atau didakwa dalam kasus tersebut, yang menurut penyiar NDR telah diserahkan ke unit khusus yang menyelidiki kejahatan bermotif politik

Baca juga: Puluhan Sertifikat Vaksin Palsu Beredar di Ibu Kota Rusia, Polisi Gelar Penyelidikan

“Penyelidikan polisi menunjukkan orang (terlibat) termotivasi untuk menentang vaksinasi,"

"Karena dia tetap diam dengan polisi, kami tidak tahu apakah dan sejauh mana dia memanipulasi," ujar Claudia

"Kami tidak tahu pasti orangnya yang kena dampak, dan kami berbicara di sini tentang periode 7 pekan," ucapnya.

"Jadi, banyak juga orang yang menjadi pertimbangan kami," ucapnya.

Baca juga: Setelah Kasus Vaksin Palsu, Muncul Insiden Suntikan Kosong di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com