Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China: Perang Dunia Ketiga Bisa Terjadi Kapan Saja

Kompas.com - 07/10/2021, 09:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - China memperingatkan Perang Dunia Ketiga dapat terjadi “kapan saja”, setelah mengirim lusinan pesawat tempur ke wilayah udara Taiwan.

Sebuah artikel di surat kabar Global Times yang didukung pemerintah China pada Selasa (5/10/2021) mengatakan bahwa “kolusi” antara Amerika Serikat (AS) dan Taiwan begitu berani, sehingga situasinya “hampir tak memberi ruang untuk bermanuver, mengarah ke tepi pertarungan.”

Tulisan itu mengeklaim orang-orang China siap untuk mendukung perang habis-habisan dengan AS, dan memperingatkan Taiwan agar tidak “bermain api”, menurut laporan Daily Mail pada Rabu (6/10/2021).

Baca juga: POPULER GLOBAL: Korban Reynhard Sinaga Buka Suara | Ketegangan Militer China-Taiwan Terburuk dalam 40 Tahun

Hampir 150 pesawat tempur China menembus wilayah udara Taiwan sejak Jumat (1/10/2021), termasuk 56 jet pada Senin (4/10/2021), dalam eskalasi dramatis agresi China terhadap pulau demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping tentang Taiwan. Mereka, kata dia, setuju untuk mematuhi perjanjian Taiwan seiring peningkatan ketegangan yang terus berlanjut antara Taipei dan Beijing.

"Saya sudah berbicara dengan Xi tentang Taiwan. Kami setuju ... kami akan mematuhi perjanjian Taiwan," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (5/10/2021).

Namun, panggilan itu terjadi pada 9 September, dan tidak jelas kesepakatan apa yang dia maksud.

Biden kemungkin mengacu pada kebijakan lama Washington, di mana AS secara resmi mengakui Beijing daripada Taipei, dan Taiwan Relations Act.

Kesepakatan itu memperjelas keputusan AS untuk membangun hubungan diplomatik dengan Beijing alih-alih Taiwan, yang bertumpu pada harapan bahwa masa depan Taiwan akan ditentukan dengan cara damai.

Baca juga: Ketegangan Militer China-Taiwan dalam Kondisi “Terburuk dalam 40 Tahun”

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Selasa (5/10/2021) bersumpah akan “melakukan apa pun yang diperlukan”, untuk menjaga Taiwan dari invasi. Di saat yang sama, dia menunjukkan bahwa tanpa bantuan dari sekutu negara itu, “otoritarianisme lebih unggul daripada demokrasi.

Panasnya ketegangan Taiwan-China ini terjadi ketika kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth ('Big Lizzie') berlayar di Laut Filipina, dalam latihan bersama dengan dua kapal induk AS: USS Ronald Reagan dan USS Carl Vinson dan kapal perusak helikopter Jepang JS Ise.

Armada, yang juga mencakup sejumlah kapal perang dari enam negara berbeda secara total, berlatih bersama selama akhir pekan di kawasan itu di tengah meningkatnya ketegangan.

Pelayaran oleh angkatan laut Inggris dan Amerika baru-baru ini melalui Selat Taiwan.

Belum lagi pakta pertahanan Aukus baru, yang telah membuat marah Beijing dan memicu lebih banyak unjuk kekuatan di Laut Cina Selatan.

Baca juga: China Diprediksi Bisa Menginvasi Penuh Taiwan pada 2025

Presiden Xi Jinping menggambarkan perebutan demokrasi pulau yang diperintah sendiri, sebagai 'tak terhindarkan'. Beijing telah meningkatkan tekanan pada Tsai sejak dia terpilih pada 2016 atas mandat Taiwan yang “independen”.

Halaman:

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com