Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kota Orang Mati, Tempat 10.000 Mayat Dikubur bersama Barang-barang Mereka

Kompas.com - 26/09/2021, 20:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

DARGAVS, KOMPAS.com - Tanah pemakaman kuno ini menyimpan mayat lebih dari 10.000 orang, yang dikubur bersama pakaian dan barang-barangnya. Penduduk setempat percaya bahwa siapa pun yang berani masuk tidak akan kembali hidup-hidup.

Tepat di luar desa Dargavs, di sudut Rusia yang terpencil di Osetia Utara, terletak sebuah nekropolis abad pertengahan yang disebut sebagai "Kota Orang Mati". Tanah pemakaman kuno ini menyimpan mayat lebih dari 10.000 orang. Sebagian besar dari mereka berbaring selamanya dengan pakaian dan barang-barangnya.

Banyak misteri mengenai kuburan yang terletak tepat di seberang perbatasan antara Rusia dan Georgia ini. Tanggal pembangunannya pun masih berupa perkiraan.

Baca juga: Kisah Misteri “Torso Adam”, Kasus Ritual Brutal yang Sisakan Potongan Jasad di Sungai Thames

Sejak abad ke-16, bentangan tanah pertanian yang terpencil di Rusia selatan ini telah digunakan sebagai tempat pemakaman. Asal-usulnya masih belum jelas. Namun, para sejarawan secara bertahap mengungkap cerita lengkapnya.

Salah satu teori adalah bahwa ketika wilayah itu dipadati penduduk saat invasi Mongol-Tatar abad ke-13, warga setempat yang tinggal di lembah sepanjang 17 km di pegunungan Kaukasus ini mulai membuat kuburan di atas tanah dengan struktur yang sama untuk menghemat ruang.

Bangunan kuburan yang terletak di salah satu bukit di Kaukasus.BBC INDONESIA Bangunan kuburan yang terletak di salah satu bukit di Kaukasus.
"Tempat ini dibuat tahun 1395 selama invasi Mongol-Tatar," kata warga setempat, Islam Sosiev. Karena banyak orang bersembunyi di pegunungan, lahan bertani jadi semakin kurang.

"Setiap makam punya sekitar lebih dari 100 mayat. Menguburkan mayat sebanyak itu di tanah akan makan tempat yang banyak," kata Islam.

Dia mengutip peribahasa kuno dari daerah itu yang berbunyi "tanah di mana kerbau berdiri, sama berharganya dengan kerbau itu sendiri".

Teori lain menyatakan bahwa Kota Orang Mati diciptakan mengikuti tradisi Indo-Iran yang didirikan oleh orang-orang Sarmati. Suku yang bermigrasi yang menetap di Rusia selatan ini menguburkan mayat mereka di atas tanah untuk menghormati tanah itu.

"Sejak zaman kuno, tempat ini adalah lahan kuburan. Antara abad 14-16, crypts mulai bermunculan. Bentuk atapnya berbeda-beda, ada yang kerucut, datar, hingga berbentuk seperti piramida," kata sejarawan Luidmila Gaboeva.

Baca juga: Misteri DB Cooper, Perampok di Pesawat yang Menghilang di Udara

Saat ini, tempat tersebut terdiri dari 99 kuburan dengan atap melengkung khas abad pertengahan dengan jendela tunggal. Beberapa mayat di dalamnya sangat terawat sehingga daging masih menempel di tulang mereka.

Kisah Kota Orang Mati juga menggambarkan bagian lain dari sejarah kawasan itu: serangkaian epidemi wabah di abad ke-17 dan ke-18.

Ada bukti bahwa penduduk yang terinfeksi mengkarantina diri mereka di dalam kuburan, ketika menunggu kematian mendekat.

Beberapa mayat di dalam ruang bawah tanah dikubur di dalam peti mati kayu yang menyerupai perahu, dan satu mayat bahkan ditemukan dengan dayung di sebelahnya. Karena tidak ada sungai yang dapat dilayari di dekatnya, beberapa sejarawan berpikir penduduk kuno percaya bahwa seseorang harus menyeberangi sungai untuk mencapai surga.

Anda dapat melihat kuburan berbentuk perahu, dengan tengkorak di dalamnya.BBC INDONESIA Anda dapat melihat kuburan berbentuk perahu, dengan tengkorak di dalamnya.
Ada cetakan tangan dan gambar-gambar di makam. Sejarawan masih tidak mengerti apa artinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com