Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oxfam: Di Seluruh Dunia, 11 Orang Meninggal Akibat Kelaparan Setiap Menitnya

Kompas.com - 09/07/2021, 19:17 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Laporan terbaru organisasi anti-kemiskinan atau Oxfam, mengatakan bahwa 11 orang meninggal karena kelaparan setiap menitnya di seluruh dunia.

Jumlah kasus kelaparan di seluruh dunia telah meningkat enam kali lipat selama setahun terakhir.

Dalam sebuah laporan berjudul “Virus Kelaparan Berlipat Ganda,” Oxfam mengatakan pada Kamis (8/7/2021) bahwa jumlah kematian akibat kelaparan melebihi Covid-19, yang membunuh sekitar tujuh orang per menitnya.

Baca juga: Oxfam: Kekayaan 22 Miliarder Dunia Lebih Besar Dibanding Harta Milik Semua Perempuan di Afrika

“Statistiknya mengejutkan, tetapi kita harus ingat bahwa angka-angka ini terdiri dari individu-individu yang menghadapi penderitaan yang tak terbayangkan. Bahkan satu orang pun bisa dibilang terlalu banyak,” kata Presiden dan CEO Oxfam America Abby Maxman.

Kelompok kemanusiaan itu juga mengatakan bahwa 155 juta orang di seluruh dunia sekarang hidup pada tingkat krisis kerawanan pangan.

Bahkan hitungan ini punya indikasi lebih buruk lagi, yakni krisis pangan meningkat 20 juta lebih banyak dari tahun lalu.

Sekitar dua pertiga dari mereka yang menghadapi kelaparan, disebabkan karena negara mereka berada dalam konflik militer.

“Hari ini, konflik yang tak henti-hentinya di atas kejatuhan ekonomi Covid-19, ditambah krisis iklim yang memburuk, telah mendorong lebih dari 520.000 orang ke jurang kelaparan,” tambah Maxman.

“Alih-alih memerangi pandemi, pihak-pihak yang bertikai saling bertarung, terlalu sering memberikan pukulan terakhir bagi jutaan orang yang sudah terpukul oleh bencana cuaca dan guncangan ekonomi,” tambahnya.

Baca juga: Oxfam: Kekayaan Separuh Populasi Orang Miskin Dunia Setara dengan Harta 26 Miliarder

Terlepas dari pandemi, Oxfam mengatakan bahwa pengeluaran militer global meningkat sebesar 51 miliar dollar AS selama pandemi.

Jumlah yang melebihi setidaknya enam kali lipat dari apa yang dibutuhkan PBB untuk menghentikan kelaparan.

Laporan tersebut mencantumkan sejumlah negara sebagai "titik panas kelaparan terburuk" termasuk Afghanistan, Ethiopia, Sudan Selatan, Suriah, dan Yaman.

Semuanya negara yang disebut saat ini masih terlibat dalam konflik.

Baca juga: Tujuh Perempuan Pejuang Pangan Dapat Penghargaan Oxfam

“Kelaparan terus digunakan sebagai senjata perang, merampas makanan dan air warga sipil dan menghambat bantuan kemanusiaan. Orang tidak dapat hidup dengan aman atau mencari makanan ketika pasar mereka dibom dan tanaman serta ternak dihancurkan,” kata Maxman.

Organisasi tersebut lantas mendesak pemerintah untuk menghentikan konflik agar tidak terus menelurkan “bencana kelaparan”.

Mereka juga memastikan bahwa lembaga bantuan dapat beroperasi di zona konflik dan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Negara-negara donor juga diminta untuk “segera dan sepenuhnya” mendanai upaya PBB untuk mengurangi kelaparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com