Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Oxfam: Di Seluruh Dunia, 11 Orang Meninggal Akibat Kelaparan Setiap Menitnya

KOMPAS.com - Laporan terbaru organisasi anti-kemiskinan atau Oxfam, mengatakan bahwa 11 orang meninggal karena kelaparan setiap menitnya di seluruh dunia.

Jumlah kasus kelaparan di seluruh dunia telah meningkat enam kali lipat selama setahun terakhir.

Dalam sebuah laporan berjudul “Virus Kelaparan Berlipat Ganda,” Oxfam mengatakan pada Kamis (8/7/2021) bahwa jumlah kematian akibat kelaparan melebihi Covid-19, yang membunuh sekitar tujuh orang per menitnya.

“Statistiknya mengejutkan, tetapi kita harus ingat bahwa angka-angka ini terdiri dari individu-individu yang menghadapi penderitaan yang tak terbayangkan. Bahkan satu orang pun bisa dibilang terlalu banyak,” kata Presiden dan CEO Oxfam America Abby Maxman.

Kelompok kemanusiaan itu juga mengatakan bahwa 155 juta orang di seluruh dunia sekarang hidup pada tingkat krisis kerawanan pangan.

Bahkan hitungan ini punya indikasi lebih buruk lagi, yakni krisis pangan meningkat 20 juta lebih banyak dari tahun lalu.

Sekitar dua pertiga dari mereka yang menghadapi kelaparan, disebabkan karena negara mereka berada dalam konflik militer.

“Hari ini, konflik yang tak henti-hentinya di atas kejatuhan ekonomi Covid-19, ditambah krisis iklim yang memburuk, telah mendorong lebih dari 520.000 orang ke jurang kelaparan,” tambah Maxman.

“Alih-alih memerangi pandemi, pihak-pihak yang bertikai saling bertarung, terlalu sering memberikan pukulan terakhir bagi jutaan orang yang sudah terpukul oleh bencana cuaca dan guncangan ekonomi,” tambahnya.

Terlepas dari pandemi, Oxfam mengatakan bahwa pengeluaran militer global meningkat sebesar 51 miliar dollar AS selama pandemi.

Jumlah yang melebihi setidaknya enam kali lipat dari apa yang dibutuhkan PBB untuk menghentikan kelaparan.

Laporan tersebut mencantumkan sejumlah negara sebagai "titik panas kelaparan terburuk" termasuk Afghanistan, Ethiopia, Sudan Selatan, Suriah, dan Yaman.

Semuanya negara yang disebut saat ini masih terlibat dalam konflik.

“Kelaparan terus digunakan sebagai senjata perang, merampas makanan dan air warga sipil dan menghambat bantuan kemanusiaan. Orang tidak dapat hidup dengan aman atau mencari makanan ketika pasar mereka dibom dan tanaman serta ternak dihancurkan,” kata Maxman.

Organisasi tersebut lantas mendesak pemerintah untuk menghentikan konflik agar tidak terus menelurkan “bencana kelaparan”.

Mereka juga memastikan bahwa lembaga bantuan dapat beroperasi di zona konflik dan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Negara-negara donor juga diminta untuk “segera dan sepenuhnya” mendanai upaya PBB untuk mengurangi kelaparan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/09/191725570/oxfam-di-seluruh-dunia-11-orang-meninggal-akibat-kelaparan-setiap

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke