Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari India, Indonesia Harus Waspada Euforia Vaksin Corona

Kompas.com - 02/05/2021, 22:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kasus Covid-19, vaksinasi ibarat pisau bermata dua. Satu sisi, menjadi kesempatan mengatasi pandemi, tetapi di sisi lain euforia membuka peluang serangan lebih dahsyat. Indonesia harus belajar dari India.

Mayoritas masyarakat, ingin segera menerima vaksinasi saat ini. Contoh kecil bisa dilihat di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepala Dinas Kesehatan setempat, Joko Hastaryo, mengaku menerima permintaan dari begitu banyak pihak terkait sasaran vaksinasi. Kampus, organisasi profesi, sampai lembaga bisnis mengajukan diri sebagai prioritas penerima.

Salah satu alasannya, kata Joko, karena mereka berpandangan vaksin dapat menggantikan protokol kesehatan.

Baca juga: India Kehabisan Vaksin, Krisis Covid-19 Makin Parah

Orang-orang yang mengenakan masker pelindung antre untuk menerima makan gratis berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di tengah pandemi Covid-19 di Jakarta, 15 April 2021.REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA via VOA INDONESIA Orang-orang yang mengenakan masker pelindung antre untuk menerima makan gratis berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di tengah pandemi Covid-19 di Jakarta, 15 April 2021.
“Sehingga mereka ingin segera mendapatkan vaksinasi agar dapat lebih bebas beraktivitas,” kata Joko dalam diskusi Sambatan Jogja (Sonjo), Minggu (25/4/2021) petang dikutip dari VOA Indonesia.

Tentu saja sikap ini berdampak. Dalam skala kabupaten setidaknya, di Sleman tercatat peningkatan kasus yang cukup signifikan meski vaksinasi terus berjalan. Mereka yang sudah divaksin merasa aman, sementara yang belum merasa bosan dengan protokol kesehatan.

“Euforia terhadap vaksinasi, ditambah kejenuhan menerapkan protokol kesehatan menjadikan tren penambahan kasus terkonfirmasi meningkat. Setidaknya kita alami di kabupaten Sleman,” tambah Joko.

Sebagai gambaran, sejak Maret-Desember 2020, Kabupaten Sleman hanya mencatatkan kasus Covid-19 berjumlah 5.063. Kenaikan sangat tajam terjadi pada Januari setelah masa libur akhir tahun, di mana dalam sebulan saja tercatat 3.338 kasus.

Sleman menggelar vaksinasi pertama pada 14 Januari 2021, dan jumlah kasus pada Februari anjlok menjadi 1.627. Namun, seiring euforia vaksin dan lemahnya penegakan protokol kesehatan, pada Maret jumlah kasus naik menjadi 1.963. April ini, hingga tanggal 24 sudah tercatat 1.765 kasus dan menurut Joko Hastaryo, diproyeksikan angkanya akan lebih tinggi dari Maret.

Kondisi ini persis fenomena tahun lalu, di mana pada Juli 2020 ada semacam anggapan bahwa pandemi akan berakhir. Masyarakat lalai, dan kasus kemudian meningkat terus mencapai puncaknya pada Januari 2021. Setelah turun, kini grafiknya naik kembali.

Baca juga: India Catat 3.689 Kematian dalam 24 Jam, Angka Tertinggi Sejak Pandemi Dimulai

Perhatikan Efikasi

Menurut dr Citra Indriani, MPH, efikasi vaksin harus dipahami dengan baik untuk memahami persoalan ini. Citra adalah staf Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi (BEPH), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Yogyakarta.

Dikatakan Citra, vaksin Sinovac yang dipakai di Indonesia memiliki efikasi sekitar 65 persen.

“Jadi masih ada kemungkinan juga akan mengalami sakit karena COVID, meskipun kita sudah divaksin. Tetapi kemungkinannya itu jauh berkurang,” kata Citra kepada VOA Indonesia.

Seorang perempuan duduk di lantai saat dia mengantre untuk menerima dosis vaksin Sinovac China di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, 1 April 2021. (Foto: REUTERS /Ajeng Dinar Ulfiana)REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA via VOA INDONESIA Seorang perempuan duduk di lantai saat dia mengantre untuk menerima dosis vaksin Sinovac China di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, 1 April 2021. (Foto: REUTERS /Ajeng Dinar Ulfiana)
Dia mengingatkan, Covid-19 masih baru dan terus dalam penelitian. Apa yang menyertai penyebarannya terus berkembang, termasuk seberapa kuat infeksi yang ditimbulkan dan seberapa mudah transmisinya.

Dalam persoalan vaksin, lanjutnya, belum cukup bukti bahwa itu akan mencegah dari infeksi. Namun yang jelas, vaksin mampu mengurangi dampak sakit akibat infeksi itu. Karena faktor penyakit baru, varian yang terus bertambah dan mutasi virus yang terjadi, menjadi tugas semua pihak untuk saling mengingatkan mengenai protokol kesehatan.

“Covid masih ada di sekitar kita. Yang sekarang harus kita cegah adalah, jangan sampai kita menjadi seperti India,” tambah Citra.

Baca juga: Covid-19 Tak Pandang Bulu, Cerita Keluarga Mapan India Cari 15 RS Sebelum Ibunya Meninggal

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com