Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami Covid-19 di India Bisa Jadi Ancaman Global, Ini Sebabnya

Kompas.com - 28/04/2021, 07:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com – Sebelum Covid-19 di India mengganas, para ahli telah memperingatkan selama berbulan-bulan sebelumnya bahwa negara itu bisa menjadi ancaman yang semakin besar bagi perang global melawan virus corona.

Dan sekarang ketakutan itu telah terwujud. India telah digulung tsunami Covid-19 dengan melonjaknya jumlah kasus harian, meroketnya jumlah kematian, dan menipisnya pasokan medis.

Para ahli memperingatkan, tsunami virus corona di India dapat berdampak besar bagi seluruh dunia sebagaimana dilansir New Zealand Herald, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Tsunami Covid-19 India: Jumlah Kematian Resmi Diragukan, Bisa Sampai Lima Kali Lipat yang Dilaporkan

Pada Minggu (25/4/2021), India melaporkan 352.991 kasus Covid-19 terbaru, jumlah kasus virus corona terbanyak dalam sehari dari seluruh negara di dunia.

Sehari setelahnya, pada Senin (26/4/2021), India kembali melaporkan 323.000 kasus Covid-19 dan 2.771 kematian dalam sehari, tanpa tanda-tanda melambat.

"Semua panah menunjuk ke kegelapan yang nyata," ujar ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Michigan, Bhramer Mukherjee, kepada Atlantic.

Di sisi lain, di India terdapat produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India. Perusahaan tersebut menyediakan vaksin ke 92 negara di dunia.

Namun, progres vaksinasi Covid-19 di India sendiri sangat lambat. Kini, India membatasi ekspor vaksin ke luar negeri untuk dialihkan ke kepentingan domestik.

Baca juga: Covid-19 di India Melonjak Parah, WHO Sebut Ini Penyebabnya...

Serum Institute of India, yang juga memproduksi vaksin AstraZeneca, menyatakan belum bisa memenuhi komitmen internasionalnya jika pasokan di dalam negeri tidak terpenuhi.

Selain itu, Covid-19 terus bermutasi. Para ahli khawatir mutasi terbaru virus corona yang akan datang dapat mendorong lonjakan kasus yang semakin parah di India.

Mutasi tersebut turut memicu kekhawatiran bahwa situasi yang sama akan segera menyebar lebih jauh di seluruh dinia.

Padahal, upaya untuk membatasi penyebaran varian B.1.617, biasa disebut mutasi ganda, yang berasal dari India belum cukup untuk mencegah pendeteksiannya di setidaknya 10 negara, termasuk Inggris dan AS.

Berbicara kepada Business Insider, Mukherjee mengatakan, perayaan “kemenangan” prematur harus menjadi peringatan bagi negara-negara lain yang mengalami penurunan jumlah kasus.

Baca juga: Covid-19 Bobol Sistem Kesehatan India, Panik Pun Melanda

"Mutasi ganda (Covid-19) itu sekarang ada di California, di Inggris, dan varian serupa akan beredar di seluruh dunia. Ini benar-benar masalah global,” kata Mukherjee.

Media-media lokal melaporkan situasi Covid-19 di India semakin parah.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com