Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Suara Bulat, Dewan Keamanan PBB Mengutuk Keras Kematian Warga Sipil di Myanmar

Kompas.com - 02/04/2021, 06:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com – Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan pernyataan dan mengutuk keras kematian ratusan warga sipil di Myanmar.

Pernyataan itu dikeluarkan DK PBB pada Kamis (1/4/2021) dengan suara bulat yang disetujui oleh China setelah dua hari negosiasi yang alot.

"Anggota Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas situasi yang memburuk dengan cepat,” bunyi pernyataan yang diprakarsai oleh Inggris.

Baca juga: Sejarah Myanmar Disebut Negeri Seribu Pagoda

“Dan mengutuk keras penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai dan kematian ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak," sambung pernyataan itu.

Dalam draf pernyataan itu sebelumnya negara-negara Barat ingin memasukkan kalimat “mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut”, rujukan pada kemungkinan sanksi internasional.

Namun China, yang dianggap sebagai sekutu terpenting Myanmar, memblokir kalimat tersebut, kata para diplomat.

Baca juga: Etnik Myanmar Bersatu Lawan Kudeta, Akankah Tiru Sumpah Pemuda Indonesia?

Beijing juga berkeras untuk melunakkan kata "pembunuhan" ratusan warga sipil dan mengubahnya menjadi "kematian" warga sipil.

Rusia, kata para diplomat, juga memblokir draf itu beberapa kali karena Moskwa menginginkan adanya kalimat yang mengecam kematian anggota pasukan keamanan Myanmar juga.

Namun, meski melewati negosiasi yang panjang, pernyataan yang bulat dari Dewan Keamanan PBB mengirimkan sinyal yang sangat penting menurut seorang duta besar.

Baca juga: 43 Anak-anak Tewas di Myanmar, Korban Kejahatan Junta Militer

Sejak kudeta Myanmar pada 1 Februari, Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan tiga pernyataan dengan suara bulat tentang Myanmar.

Tetapi Beijing, yang tidak pernah mengakui adanya kudeta, selalu mengurangi ruang lingkup draf pernyataan yang dinegosiasikan.

Selain itu, posisi Dewan Keamanan PBB sejauh ini tidak banyak berpengaruh pada militer.

Pada Rabu, utusan khusus PBB untuk Myanmar menyerukan tindakan keras terhadap junta militer dan memperingatkan kemungkinan "pertumpahan darah" dan risiko perang saudara.

Baca juga: Sepanjang Maret, Aparat Myanmar Gerebek dan Tembaki Sejumlah Rumah Sakit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com