Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang Maret, Aparat Myanmar Gerebek dan Tembaki Sejumlah Rumah Sakit

Kompas.com - 01/04/2021, 17:14 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Sepanjang Maret, pasukan keamanan Myanmar menggerebek dan melepaskan tembakan ke sejumlah rumah sakit dan klinik swasta di Yangon.

Pada 18 Maret, tentara dan polisi Myanmar dilaporkan melepaskan tembakan ke Rumah Sakit Pusat Wanita di Kotapraja Bahan di Yangon yang menyebabkan sejumlah kaca pecah.

Pada hari yang sama, pasukan keamanan Myanmar juga menggerebek Rumah Sakit Akademi di Kotapraja Ahlone, Yangon, dan menggeledah bangsal pasiennya.

Pada Selasa (30/3/2021), polisi dan tentara Myanmar menggerebek Rumah Sakit Tet Lann di Kotapraja South Okkalapa, Yangon.

Baca juga: 9 Etnis Minoritas Utama Myanmar yang Selalu Disisihkan Junta Militer

Kala itu, pasukan keamanan tiba-tiba saja masuk ke Rumah Sakit Tet Lann sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Secara membabi-buta, mereka memukuli penjaga keamanan dan petugas kebersihan yang bekerja di sana.

Mereka juga mengancam para dokter dengan todongan senjata dan menggeledah bangsal pasien sebelum menghapus rekaman CCTV sebagaimana dilansir The Irrawaddy, Kamis (1/3/2021).

“Salah satu dari mereka menendang wajah dan kepala kami dengan sepatu bot mereka, mengatakan bahwa mereka akan menendang rahang kami jika kami tidak menjawab pertanyaan mereka,” kata seorang saksi mata.

Baca juga: Covid-19 Kembali Mewabah di Perbatasan dengan Myanmar, China Tindak Keras Penyeberangan Ilegal

Pada Minggu, (28/3/2021), tentara dan polisi Myanmar juga menggerebek Rumah Sakit Asia Royal Hospital di Kotapraja Sanchaung, Yangon.

Seorang pekerja rumah sakit ditembak di kaki ketika pasukan junta militer mengejar pengunjuk rasa anti-rezim ke Rumah Sakit Asia Royal. Di rumah sakit itu, mereka tak segan melepaskan  tembakan.

“Seharusnya, kami berada di tempat di mana penembakan seharusnya dilarang,” tulis seorang saksi mata di Facebook.

Dia menambahkan, kerabat yang sedang mengunjungi pasien sebenarnya tidak perlu bersembunyi karena mereka tidak ikut dalam aksi protes.

Baca juga: Myanmar di Ambang Perang Saudara Berskala Besar, Dewan Keamanan PBB Diminta Bertindak

“Tapi, karena kami dihadapkan pada makhluk tidak berperasaan, kami harus bersembunyi seolah-olah kami adalah penjahat,” sambung saksi mata itu.

Pasukan junta militer juga memblokir akses ke Rumah Sakit Asia Royal selama sekitar setengah jam.

Pada awal Maret, pasukan junta militer juga menembakkan peluru karet ke Rumah Sakit Shwe La Min di Kotapraja North Okkalapa, Yangon.

Junta militer Myanmar juga berusaha mengerahkan personel di sejumlah rumah sakit umum.

Baca juga: Balita Myanmar Selamat dari Serangan Udara Militer Saat dalam Pangkuan Ayahnya yang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com