Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Covid-19: WHO Mengaku Tim di Wuhan Kesulitan Dapat Akses Data dari China

Kompas.com - 31/03/2021, 06:26 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku, tim ahli internasional untuk mempelajari asal-usul Covid-19 tidak diberi akses ke semua data di Wuhan, China.

"Dalam diskusi saya dengan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada negara anggota pada Selasa (30/3/2021).

"Saya berharap studi kolaboratif di masa mendatang mencakup ketepatan waktu dalam berbagi data yang lebih tepat dan komprehensif."

Secara khusus, dia mengatakan, tim tidak memiliki akses penuh ke sampel biologis mulai September 2019. Padahal, data ini dapat membantu mereka memahami kasus paling awal dari Covid-19.

Pakar WHO dan ketua penyelidik misi Peter Ben Embarek mengulangi masalah tersebut selama konferensi pers pada Selasa setelah hasil penelitian dipublikasikan bebas.

Baca juga: Laporan WHO di Wuhan: Asal Usul Covid-19 dari Kontaminasi Makanan Beku Kemungkinannya “Sangat Kecil”

"Kami mendapat akses ke cukup banyak data di banyak area berbeda. Tetapi, tentu saja, ada area di mana kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan data mentahnya," kata Embarek.

Ketua penyelidik dari tim internasional dalam misi ini juga menambahkan bahwa China memiliki undang-undang pembatasan, dan privasi yang membatasi pembagian data, dan data pribadi kepada pihak luar.

Namun, menurutnya, tim ahli gabungan WHO memiliki "kolaborasi yang sangat kuat dan baik dengan rekan-rekan kami di China."

Secara umum, studi tersebut memerinci empat kemungkinan rute masuknya virus ke manusia.

Pertama, karena penularan langsung dari sumber hewan. Kedua, melalui penularan dari inang hewan perantara yang terinfeksi. Ketiga, menyebar melalui perdagangan produk beku; dan yang terakhir, akibat kecelakaan laboratorium.

Teori host perantara "kemungkinan besar" adalah jalurnya, menurut penelitian. Sedangkan teori laboratorium disimpulkan sebagai "jalur yang sangat tidak mungkin".

Baca juga: Ahli WHO: Perlu Beberapa Tahun Temukan Asal-usul Covid-19

Namun, Tedros sendiri menyatakan tidak percaya studi tersebut cukup mengeksplorasi teori laboratorium. Dia menambahkan bahwa semua hipotesis "tetap ada di atas meja."

"Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis, yang siap saya gunakan," katanya melansir US News & World Report.

Diakui Embarek, laporan tersebut tidak fokus pada teori lab.

"Karena ini (laboratorium) bukan kunci atau fokus utama dari studi, itu tidak menerima kedalaman perhatian dan pekerjaan yang sama seperti hipotesis lain. Tetapi, juga karena itu adalah sebuah penilaian, kami tidak melihat indikasi kuat bahwa itu (laboratorium) adalah sesuatu yang harus kita perhatikan," katanya.

"Dan oleh karena itu, itu digolongkan sebagai yang paling kecil kemungkinannya, bisa dikatakan, dari empat jalur yang mungkin. Bukan mengatakan bahwa itu tidak mungkin, tapi itu bukan salah satu (kemungkinan) yang akan kita dalami dan fokuskan pada awalnya."

Baca juga: Para Pakar WHO Kecam Laporan Sesat Media AS terkait Penyelidikan Asal-Usul Covid-19 di China

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com