Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pakar WHO Kecam Laporan Sesat Media AS terkait Penyelidikan Asal-Usul Covid-19 di China

Kompas.com - 19/02/2021, 06:41 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Para profesional dari tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah menyelesaikan misi mereka untuk melacak asal-usul Covis-19 di China, mengecam media AS The New York Times atas laporan kontroversial surat kabar tersebut.

Mereka menekankan bahwa pernyataan kolega mereka telah "salah dikutip secara selektif" dan bahwa laporan tersebut tidak benar.

"Ini BUKAN pengalaman saya dalam misi @WHO. Sebagai pimpinan kelompok kerja hewan/lingkungan, saya menemukan kepercayaan dan keterbukaan dari kolega-kolega saya di China.

Kami BENAR-BENAR dapat mengakses seluruh data baru yang penting. Kami BENAR-BENAR menambah pemahaman kami tentang berbagai kemungkinan jalur limpahan," demikian klarifikasi Peter Daszak, salah satu anggota tim WHO, melalui Twitter setelah pernyataannya dikutip oleh New York Times.

Baca juga: Tim Investigasi WHO Kisahkan Bagaimana Pakar di China Tolak Serahkan Data Penting

Laporan yang menyesatkan media NYT menuding para ilmuwan China menolak membagikan data penting tentang masa-masa awal pandemi COVID-19, dengan mengutip para penyelidik independen WHO.

Tim internasional, yang telah menyelesaikan tugasnya di Wuhan sebelumnya pada pekan ini, terdiri dari para pakar Australia, Denmark, Jerman, Jepang, Belanda, Qatar, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Tim ini juga mencakup para pakar WHO serta pakar dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan.

Dalam laporan itu, Daszak mengatakan bahwa perjalanan mereka menguras emosi karena mereka mempelajari trauma di masa-masa awal pandemi.

Baca juga: Diliputi Rasa Frustrasi, Ahli WHO dan AS Minta Lebih Banyak Data dari China

Thea K. Fischer, seorang pakar epidemiologi Denmark dalam tim internasional itu, juga segera menepis laporan The New York Times, yang menurutnya "sengaja membelokkan" pernyataan para narasumber yang diwawancarai dan "membayang-bayangi upaya ilmiah penting."

"Ini juga BUKAN pengalaman saya di tim Epidemiologi. Kami BENAR-BENAR membangun hubungan baik dalam tim Epidemiologi China/Internasional! Membiarkan berbagai argumen memanas mencerminkan dalamnya level keterlibatan dalam upaya ini," paparnya melalui Twitter.

Senada dengan kemarahan Fischer, Daszak mentwit sebuah pesan balasan di Twitter, "Dengarkan! Sungguh mengecewakan meluangkan waktu dengan para jurnalis untuk memaparkan temuan-temuan penting dari pekerjaan melelahkan kami selama sebulan di China, melihat kolega kami disalah kutip secara selektif agar sesuai dengan narasi yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan ini dimulai. Sungguh memalukan @nytimes!"

Pakar kesehatan lain juga menyuarakan opini mereka terkait insiden ini, menyerukan sikap saling memercayai dan menghormati untuk kerja sama internasional dalam penelitian Covid-19.

Baca juga: China Menolak Berikan Data Awal Virus Corona kepada Tim WHO

"Kolaborasi adalah tentang saling memercayai dan menghormati. Jika Anda tidak memiliki sikap itu, tidak ada yang mau berbagi data dengan Anda. Sebagai ilmuwan EID, kami harus membuang omong kosong politik. Semoga ada cukup niat baik pribadi yang kekal agar kita bisa bergerak maju secara efektif..." ungkap Hume Field, seorang penasihat kebijakan dan ilmu pengetahuan di EcoHealth Alliance di New York.

Tidak ada penyebaran yang meluas dan tidak ada klaster besar Covid-19 di dalam atau di sekitar Wuhan, China, dalam beberapa bulan sebelum Desember 2019, kata Peter Ben Embarek, kepala tim pakar WHO, dalam sebuah konferensi pers virtual dari Jenewa pada Jumat (12/2/2021).

Dia mengatakan bahwa misi tersebut "sukses dalam banyak hal."

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com