Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal-usul Covid-19: WHO Mengaku Tim di Wuhan Kesulitan Dapat Akses Data dari China

"Dalam diskusi saya dengan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada negara anggota pada Selasa (30/3/2021).

"Saya berharap studi kolaboratif di masa mendatang mencakup ketepatan waktu dalam berbagi data yang lebih tepat dan komprehensif."

Secara khusus, dia mengatakan, tim tidak memiliki akses penuh ke sampel biologis mulai September 2019. Padahal, data ini dapat membantu mereka memahami kasus paling awal dari Covid-19.

Pakar WHO dan ketua penyelidik misi Peter Ben Embarek mengulangi masalah tersebut selama konferensi pers pada Selasa setelah hasil penelitian dipublikasikan bebas.

"Kami mendapat akses ke cukup banyak data di banyak area berbeda. Tetapi, tentu saja, ada area di mana kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan data mentahnya," kata Embarek.

Ketua penyelidik dari tim internasional dalam misi ini juga menambahkan bahwa China memiliki undang-undang pembatasan, dan privasi yang membatasi pembagian data, dan data pribadi kepada pihak luar.

Namun, menurutnya, tim ahli gabungan WHO memiliki "kolaborasi yang sangat kuat dan baik dengan rekan-rekan kami di China."

Secara umum, studi tersebut memerinci empat kemungkinan rute masuknya virus ke manusia.

Pertama, karena penularan langsung dari sumber hewan. Kedua, melalui penularan dari inang hewan perantara yang terinfeksi. Ketiga, menyebar melalui perdagangan produk beku; dan yang terakhir, akibat kecelakaan laboratorium.

Teori host perantara "kemungkinan besar" adalah jalurnya, menurut penelitian. Sedangkan teori laboratorium disimpulkan sebagai "jalur yang sangat tidak mungkin".

Namun, Tedros sendiri menyatakan tidak percaya studi tersebut cukup mengeksplorasi teori laboratorium. Dia menambahkan bahwa semua hipotesis "tetap ada di atas meja."

"Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis, yang siap saya gunakan," katanya melansir US News & World Report.

Diakui Embarek, laporan tersebut tidak fokus pada teori lab.

"Karena ini (laboratorium) bukan kunci atau fokus utama dari studi, itu tidak menerima kedalaman perhatian dan pekerjaan yang sama seperti hipotesis lain. Tetapi, juga karena itu adalah sebuah penilaian, kami tidak melihat indikasi kuat bahwa itu (laboratorium) adalah sesuatu yang harus kita perhatikan," katanya.

"Dan oleh karena itu, itu digolongkan sebagai yang paling kecil kemungkinannya, bisa dikatakan, dari empat jalur yang mungkin. Bukan mengatakan bahwa itu tidak mungkin, tapi itu bukan salah satu (kemungkinan) yang akan kita dalami dan fokuskan pada awalnya."

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/31/062618870/asal-usul-covid-19-who-mengaku-tim-di-wuhan-kesulitan-dapat-akses-data

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke