Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Duga Varian Baru Virus Corona B.1.1.7 Sudah Menyebar Luas di Indonesia

Kompas.com - 03/03/2021, 20:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah mendeteksi dua kasus varian baru virus corona B.1.1.7 yang berasal dari Inggris. Namun para ahli yakin bahwa varian tersebut sudah menyebar luas di tanah air.

Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengaku tidak terkejut dengan penemuan varian baru virus corona asal Inggris, B.1.1.7, di Indonesia. Kepada VOA Indonesia, ia sudah menduga hal ini akan terjadi sejak tahun lalu.

Bahkan ia yakin, B.1.1.7 tersebut sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Baca juga: Studi: Vaksin Sinovac Efektif Lawan Varian Baru Virus Corona Inggris dan Afrika Selatan

“Ketika ditemukan itu bukan berarti hanya dua (kasus), itu sudah di mana-mana. Saya harus sampaikan itu, karena sekali lagi strategi tracing, testing kita yang tidak memadai," ungkap Dicky seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Rabu (3/2/2021). 

"Yang artinya tidak berlanjut dengan isolasi karantina ini tidaklah bisa memutus transmisi Covid-19, dan pola eskponensialnya selain tinggi ini berarti leluasa orang membawa virus kemana-mana tidak terdeteksi,” lanjut Dicky.

Selain itu, kebijakan pembatasan kepada warga negara Indonesia maupun asing yang datang ke Indonesia dinilainya tidak ketat.

Ia mencontohkan, karantina selama 5 hari kepada seseorang yang baru datang dari luar negeri tidak cukup untuk bisa mendeteksi suatu virus.

“Negara yang berhasil mengendalikan pandemi tidak ada yang di bawah 10 hari. Australia 14 hari, itu pun diperketat dengan testing 2 kali.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona B1525 Terdeteksi dengan 32 Kasus di Inggris

Ini pun selain PCR ada yang namanya genom sequencing, itu dilakukan semua. Itu dilakukan tidak hanya pada pendatang, tapi juga kepada orang-orang yang bekerja di fasilitas karantina atau isolasi atau pintu masuk itu,” jelasnya.

Ia menekankan pemerintah perlu memperkuat penanganan pandemi terutama strategi “3T” yakni testing, tracing, dan treatment.

Apalagi varian baru virus corona dari Inggris tersebut, ujar Dicky lebih cepat menular dan 30 persen lebih cepat menyebabkan kematian.

Menurutnya, apabila pemerintah tidak segera memperkuat strategi penanganan pandemi bukan tidak mungkin akan lahir mutasi virus corona baru yang lahir di Indonesia.

“Dan 2021 saya sebut juga sebagai tahun lahirnya banyak varian baru (virus corona), karena sudah cukup banyak kejadian atau wilayah yang memang belum terkendali pandeminya," kata Dicky. 

Baca juga: Di AS telah Ditemukan 7 Varian Baru Virus Corona

"Dan itu akan melahirkan termasuk potensi Indonesia melahirkan varian baru made in Indonesia itu bukan hal yang aneh, bukan hal yang tidak mungkin,” imbuhnya.

Selain itu, katanya, sosialisasi kepada masyarakat dengan protokol kesehatan “5M” yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan mencegah kerumunan harus terus ditingkatkan. Protokol kesehatan “3M” menurutnya saat ini sudah tidak memadai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com