Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kristen Irak Anggap Kunjungan Paus Fransiskus sebagai Pesan Harapan

Kompas.com - 22/02/2021, 12:03 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Sri Paus Fransiskus siap mengakhiri masa 15 bulan tanpa perjalanan internasional, dengan rencana kunjungan ke Irak yang dipastikan akan menjadi sebuah kunjungan bersejarah.

Vatikan pekan ini merilis jadwal perjalanan Paus Fransiskus ke Irak pada 5 hingga 8 Maret mendatang.

Ini merupakan kunjungan ke luar negeri pertamanya dalam 16 bulan, aktivitas yang terhenti karena pandemi virus corona.

Baca juga: Paus Fransiskus Bakal Bertemu Ulama Syiah di Irak

Paus yang berusia 84 tahun dan telah divaksinasi Covid-19 ini tampaknya berniat untuk melanjutkan rencana perjalanannya, meskipun pandemi masih berlangsung dan kekhawatiran mengenai masalah keamanan terus membayangi.

Alasan utama Paus Fransiskus berkunjung ke Irak adalah untuk menyemangati warga Kristen di negara itu.

Umat Kristen Irak selama puluhan tahun menghadapi diskriminasi dari warga Muslim, sebelum mereka juga menghadapi persekusi dari kelompok ISIS sejak 2014.

Baca juga: Terima Kasih, Sri Paus Fransiskus

Warga Kristen Irak menganggap kunjungan bersejarah Paus itu sebagai pesan harapan, rekonsiliasi, hidup rukun berdampingan dengan umat agama lain, dan sebagai cara untuk membangun kembali Irak.

“Kunjungan ini memberi kami harapan untuk tetap berpegang pada tanah dan negara kami, terlepas dari penderitaan yang kami alami, pembunuhan, penculikan, pembantaian terhadap warga Kristen dan gereja-gereja, pencurian properti milik warga Kristen yang masih terus berlangsung hingga hari ini. Tetapi, kunjungan ini akan mendorong banyak di antara warga Kristen kami di luar negeri untuk optimistis dan memiliki harapan bahwa mereka akan dapat kembali," kata Aklas Bahnam, seorang warga Kristen Irak.

“Kunjungan Paus merupakan undangan bagi semua partai politik untuk keluar dari jubah fanatisme, Chauvinisme dan permusuhan, serta upaya untuk mencari kesamaan elemen-elemen bagi rekonsiliasi, hidup berdampingan secara rukun dan mencapai pembangunan di Irak," tambah suami Bahnam, Dr. Hakmet Dawood, seorang pensiunan pegawai pemerintah.

Baca juga: Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI Terima Vaksin Covid-19

Sejak invasi ke Irak yang dipimpin AS pada 2003, warga Kristen kerap menjadi target serangan kelompok ekstremis.

Komunitas Kristen di Irak, Asiria, Armenia, Khaldea, Protestan, dan juga Yazidi telah menjadi sasaran langsung sewaktu ISIS menyapu bagian utara dan barat negara itu, meneror masyarakat dan memaksa puluhan ribu orang melarikan diri ke negara-negara barat, negara-negara tetangga, atau ke wilayah Kurdi di bagian utara Irak.

“Kami berharap lawatan ini akan berkontribusi bagi perubahan situasi dan persepsi umat Kristen Irak di hadapan masyarakat Irak dan khususnya di depan konstitusi, karena migrasi umat Kristen adalah karena ekstremisme dan masalah internal di Irak," kata Nazeer Deco, pastor di Katedral Khaldea Santo Yosef, salah satu gereja utama di Baghdad.

Banyak di antara mereka yang bertahan di Irak terkurung di daerah-daerah permukiman yang dilindungi oleh barikade dan pos-pos pemeriksaan.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Paus Fransiskus Tunjuk Perempuan Jadi Wakil Sekretaris Sinode Uskup

Paus Fransiskus dijadwalkan bertemu dengan para imam Katolik dan biarawati di Gereja Our Lady of Salvation.

Pada  2010, gereja itu menjadi lokasi pembantaian yang menewaskan 58 orang. Serangan itu diklaim dilakukan kelompok Al Qaeda di Irak, yang belakangan terpecah menjadi ISIS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com