Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APHR Minta Anggota ASEAN Desak Militer Myanmar Hormati Hak Rakyat

Kompas.com - 22/02/2021, 10:54 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Rilis

KOMPAS.com – ASEAN Parliamentarians for Human Rights (APHR) meminta seluruh elemen di ASEAN untuk mendesak militer Myanmar menghormati hak rakyat atas protes damai dan kebebasan berekspresi.

Pada 1 Februari, panglima militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing mengambil alih kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di bawah Dewan Administrasi Negara yang baru dibentuk.

APHR mengatakan, gerakan pro-demokrasi tanpa kekerasan telah berkembang di seluruh Myanmar, sedangkan junta militer telah menanggapinya dengan sejumlah tindakan.

Baca juga: Demonstran Myanmar Serukan Mogok Massal, Junta Militer Langsung Keluarkan Ancaman

Militer Myanmar cenderung menanggapi aksi di Myanmar dengan kekerasan. Mereka menggunakan amunisi, meriam air dan mengerahkan kendaraan lapis baja di kota.

APHR juga khawatir kekerasan semakin berkembang mengingat beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh militer Myanmar di bawah komando Jenderal Min Aung Hlaing di masa lalu.

Beberapaa pelanggaran tersebut termasuk kejahatan terhadap etnik minoritas Rohingya dan di wilayah etnik minoritas lainnya sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Facebook Hapus Laman Milik Militer Myanmar Setelah 2 Demonstran Tewas

APHR menyambut baik pernyataan Ketua ASEAN tentang situasi di Myanmar yang kemudian digaungkan oleh perwakilan dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand kepada ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR).

APHR juga terdorong oleh seruan dari para pemimpin Indonesia dan Malaysia untuk mengadakan pertemuan khusus para menteri luar negeri dari ASEAN untuk membahas situasi tersebut.

Lembaga tersebut mendorong seluruh elemen di ASEAN untuk melangkah lebih jauh dengan menggunakan semua pengaruh diplomatik yang dimiliki.

Baca juga: 2 Pedemo Myanmar Tewas Ditembak Polisi, Salah Satunya di Kepala

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com