KOMPAS.com - Umumnya, hari valentine dirayakan dengan banyak simbol cinta, dihiasi dengan pemberian hadiah, sebuket bunga, cokelat atau pernak-pernik yang melambangkan kasih sayang.
Hampir seluruh negara merayakan festival ini setiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya.
Banyak juga yang mengacu pada beberapa sejarah valentine yang kompleks, namun sebuah sumber yang dilansir dari NPR mengatakan sejarah valentine sesungguhnya jauh dari simbol cinta dan kasih.
Asal-usul festival yang ramai akan permen dan lambang "dewa asmara" ini sebenarnya berawal dari sebuah festival berdarah dan mengerikan bernama Lupercalia.
Baca juga: Di Balik Hari Valentine, Santo Valentinus yang Asli Bukan Pelindung Cinta
Melansir History, lupercalia adalah festival pagan kuno yang diadakan tiap tahunnya di Roma pada 15 Februari.
Hari valentine, dipercaya oleh beberapa sejarawan sebagai cabang dari festival lupercalia. Tidak seperti valentine, lupercalia adalah perayaan berdarah yang dipenuhi dengan kekerasan, seksualitas, perjodohan dan hewan kurban.
Festival ini bertujuan menangkal roh jahat dan melawan ketidaksuburan dan dirayakan pada abad 6 SM.
Diwartakan NPR, para pria berkurban hewan seperti kambing dan anjing dan mencambuk para wanita dengan kulit binatang yang baru saja mereka sembelih.
Seorang sejarawan bernama Noel Lenski dari University of Colorado di Boulder mengatakan bahwa orang-orang yang merayakan lupercalia dalam kondisi mabuk dan telanjang.
"Para wanita muda akan berbaris dan para pria memukuli mereka," ujar Lenski. Hal itu dipercaya akan membuat para wanita itu "subur".
Lebih brutal lagi, perjodohan dalam festival itu digelar dalam bentuk lotre dengan para pemuda mengambil nama-nama wanita dari sebuah wadah.
Pria dan wanita muda itu akan dipasangkan selama festival berlangsung dan bahkan bisa jadi berlangsung lebih lama.
Baca juga: Seorang Istri Hadiahi Suaminya Foto-foto Wanita yang Dia Suka di Hari Valentine
Mengapa festival lupercalia menjadi begitu mengerikan dan brutal mungkin bisa dipahami dari sebuah legenda tentang asal-usul festival tersebut.
Berdasarkan legenda Romawi, Raja kuno Amulius memerintahkan agar dua keponakan laki-lakinya yang kembar, Romulus dan Remus ditenggelamkan ke sungai Tiber sebagai pembalasan atas sumpah selibat yang dilanggar ibu mereka.
Namun, seorang pelayan mengasihani 2 anak itu. Pelayan itu menempatkan Romulus dan Remus ke dalam keranjang sebelum menghanyutkan mereka di sungai.