Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[CERITA DUNIA] Sisi Lain yang Kelam dari Asal-usul Hari Valentine

Kompas.com - 14/02/2021, 16:40 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber NPR,History

KOMPAS.com - Umumnya, hari valentine dirayakan dengan banyak simbol cinta, dihiasi dengan pemberian hadiah, sebuket bunga, cokelat atau pernak-pernik yang melambangkan kasih sayang.

Hampir seluruh negara merayakan festival ini setiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya.

Banyak juga yang mengacu pada beberapa sejarah valentine yang kompleks, namun sebuah sumber yang dilansir dari NPR mengatakan sejarah valentine sesungguhnya jauh dari simbol cinta dan kasih.

Asal-usul festival yang ramai akan permen dan lambang "dewa asmara" ini sebenarnya berawal dari sebuah festival berdarah dan mengerikan bernama Lupercalia.

Baca juga: Di Balik Hari Valentine, Santo Valentinus yang Asli Bukan Pelindung Cinta

Valentine adalah cabang dari Lupercalia

Melansir History, lupercalia adalah festival pagan kuno yang diadakan tiap tahunnya di Roma pada 15 Februari. 

Hari valentine, dipercaya oleh beberapa sejarawan sebagai cabang dari festival lupercalia. Tidak seperti valentine, lupercalia adalah perayaan berdarah yang dipenuhi dengan kekerasan, seksualitas, perjodohan dan hewan kurban.

Festival ini bertujuan menangkal roh jahat dan melawan ketidaksuburan dan dirayakan pada abad 6 SM.

Diwartakan NPR, para pria berkurban hewan seperti kambing dan anjing dan mencambuk para wanita dengan kulit binatang yang baru saja mereka sembelih.

Seorang sejarawan bernama Noel Lenski dari University of Colorado di Boulder mengatakan bahwa orang-orang yang merayakan lupercalia dalam kondisi mabuk dan telanjang.

"Para wanita muda akan berbaris dan para pria memukuli mereka," ujar Lenski. Hal itu dipercaya akan membuat para wanita itu "subur".

Lebih brutal lagi, perjodohan dalam festival itu digelar dalam bentuk lotre dengan para pemuda mengambil nama-nama wanita dari sebuah wadah.

Pria dan wanita muda itu akan dipasangkan selama festival berlangsung dan bahkan bisa jadi berlangsung lebih lama.

Baca juga: Seorang Istri Hadiahi Suaminya Foto-foto Wanita yang Dia Suka di Hari Valentine

Asal-usul Lupercalia

Mengapa festival lupercalia menjadi begitu mengerikan dan brutal mungkin bisa dipahami dari sebuah legenda tentang asal-usul festival tersebut.

Berdasarkan legenda Romawi, Raja kuno Amulius memerintahkan agar dua keponakan laki-lakinya yang kembar, Romulus dan Remus ditenggelamkan ke sungai Tiber sebagai pembalasan atas sumpah selibat yang dilanggar ibu mereka.

Namun, seorang pelayan mengasihani 2 anak itu. Pelayan itu menempatkan Romulus dan Remus ke dalam keranjang sebelum menghanyutkan mereka di sungai.

Dewa sungai membawa keranjang berisi 2 anak laki-laki itu ke hilir dan keranjang itu tersangkut di sebuah dahan pohon ara yang liar dan menjulur.

Kedua saudara itu diselamatkan dan dirawat oleh seekor serigala betina di sarangnya di dasar Bukit Palatine, tempat Roma didirikan.

Kembar laki-laki itu kemudian diadopsi oleh seorang penggembala dan istrinya. Singkat kata, mereka berhasil tumbuh besar dan membunuh raja sekaligus paman yang memerintahkan kematian mereka.

Romulus dan Remus lalu memberi nama goa tempat mereka dirawat oleh serigala betina dengan nama Lupercal.

Penamaan itu diduga untuk menghormati serigala betina itu dan menghormati Dewa Kesuburan Romawi, Lupercus.

Baca juga: Kisah Tragis di Balik Hari Valentine yang Penuh Cinta

Ritual pengorbanan

Ritual lupercalia berlangsung di beberapa tempat seperti goa Lupercal, di Bukit Palatine dan di ruang terbuka di Romawi, di tempat pertemuan umum bernama Comitium.

Festival lupercal dimulai dengan mengorbankan satu atau lebih kambing jantan, representasi seksualitas dan seekor anjing.

Ritual pengorbanan itu dilakukan oleh Luperci yang telanjang, sekelompok pendeta Romawi. Setelah itu, kening dua Luperci diolesi dengan darah binatang menggunakan pisau korban yang berdarah.

Darah kemudian diseka dengan helai bulu kambing yang dibasahi susu saat Luperci itu tertawa.

Para luperci juga memotong kulit kambing yang dikorbankan yang disebut thongs atau februa. Mereka mencambuk wanita mana pun dalam jarak dekat menggunakan potongan kulit hewan itu.

Para wanita diduga menyambut cambukan itu untuk menerima ritual kesuburan.

Selama festival lupercalia juga, para pria yang memilih wanita secara acak dari sebuah wadah untuk dikawinkan selama festival seringkali jatuh cinta sampai festival selanjutnya dan menikah.

Seiring waktu, proses telanjang selama lupercalia kehilangan popularitas. Festival menjadi lebih "suci" dengan para wanita masih dicambuk di tangan mereka oleh pria yang memakai atribut.

Dalam Life of Julius Caesar karangan filsuf Plutarch, Caesar terkenal menolak mahkota emas yang diberikan kepadanya oleh Mark Antony selama pesta lupercalia.

Baca juga: Kenapa Valentine Day Identik dengan Coklat?

Muncul Santo Valentine

Ada beberapa legenda seputar kehidupan Santo Valentine. Legenda umum mengisahkan bahwa pada tanggal 14 Februari selama abad ke-3 Masehi, seorang pria bernama Valentine dieksekusi oleh Kaisar Romawi Claudius II.

Valentine dieksekusi usai dipenjara karena membantu penganiayaan orang Kristen dan diam-diam menikahi pasangan Kristen yang sedang jatuh cinta.

Mulanya, selama dipenjara, Valentine mencoba mengubah keyakinan Claudius menjadi Kristen. Claudius menjadi sangat marah dan memerintahkan Valentine untuk meninggalkan keyakinannya atau dibunuh.

Valentine menolak untuk meninggalkan keyakinannya, jadi Valentine menerima eksekusi. Valentine pun dipenggal.

Legenda juga menceritakan kisah lain yang terjadi selama pemenjaraan Valentine. Pria itu dikisahkan mengajari seorang gadis bernama Julia, gadis buta sipir penjara.

Legenda menyatakan Tuhan memulihkan penglihatan Julia setelah dia dan Valentine berdoa bersama. Menjelang eksekusi, Valentine dikisahkan menulis catatan untuk Julia dan menandatanganinya. Surat itu berbunyi, "dari Valentine-mu."

Beberapa sejarawan percaya lebih dari satu pria bernama Valentine dieksekusi oleh Claudius II. Terlepas dari ambiguitas seputar Valentine dan hidupnya, Gereja Katolik menyatakannya sebagai orang suci dan mendaftarkannya dalam daftar Martirogi Romawi sebagai seorang martir pada 14 Februari.

Baca juga: Dari Romantis hingga Lucu, Ini Kalimat yang Cocok untuk Pasangan Saat Valentine

Asal hari Valentine

Berkat reputasi Santo Valentine, pada akhir abad ke-5 Masehi, Paus Gelasius I menghapus perayaan pagan lupercalia dan menyatakan 14 Februari sebagai hari peringatan bagi kematian Santo Valentine.

Meski begitu, beberapa pakar injil modern memperingatkan agar orang Kristen tidak merayakan hari valentine karena dianggap berasal dari ritual pagan yang mengerikan.

Hal itu tidak mengherankan karena hari valentine banyak didukung dengan beberapa simbol dan warna yang juga sejalan dengan perayaan pagan lupercalia.

Warna merah pada bunga mawar merah valentine "disamakan" dengan darah hewan kurban lupercalia dan warna putih pada bunga mawar putih valentine juga mengingatkan pada susu yang digunakan untuk membersihkan darah.

Seperti banyak tradisi kuno, ada banyak ketidakjelasan seputar asal-usul dan ritual lupercalia dan bagaimana pengaruhnya terhadap Hari Valentine.

Lupercalia tidak lagi menjadi perayaan umum karena alasan yang jelas, tetapi beberapa non-Kristen masih mengakui acara kuno itu pada 14 Februari (sebagai bukan Hari Valentine) dan merayakannya secara pribadi.

Baca juga: Kenapa Bunga Mawar Merah Identik dengan Hari Valentine? Ini Sejarahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com