Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Pedulikan Kudeta Militer, Anggota Parlemen Myanmar Ambil Sumpah Jabatan

Kompas.com - 05/02/2021, 17:42 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Sekitar 70 anggota parlemen dari Partai National League for Democracy (NLD) tetap mengambil sumpah jabatan parlemen pada Kamis (4/2/2021).

Upacara pengambilan sumpah tersebut dilakukan secara informal oleh para anggota parlemen dari Partai NLD dengan mengesampingkan kudeta militer Myanmar.

Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan setelah menahan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh lainnya pada Senin (1/2/2021).

Sebelum melakukan kudeta, mililter Myanmar yang dikenal sebagai Tatmadaw tersebut berulang kali mengatakan jika adanya kecurangan dalam pemilu Myanmar pada 2020.

Baca juga: Setelah Dokter, Guru dan Dosen Turut Menentang Kudeta Militer Myanmar

Upacara pengambilan sumpah itu berlangsung di wisma pemerintah di Naypyidaw, tempat anggota parlemen biasanya tinggal selama sesi parlemen.

Hingga Rabu (3/2/2021), fasilitas tersebut menampung lebih dari 400 anggota parlemen terpilih, sebagian besar dari mereka dari NLD sebagaimana dilansir dari The Irrawaddy.

Sebagian besar anggota parlemen mematuhi perintah militer pada Rabu yang memerintahkan mereka untuk meninggalkan Naypyidaw dalam waktu 24 jam.

Namun, beberapa anggota parlemen lainnya berkukuh tetap tinggal. Karena jumlah mereka yang kecil, pihak berwenang setuju untuk membiarkan mereka tinggal sampai Sabtu (6/2/2021).

Baca juga: Tangan Kanan Aung San Suu Kyi Ikut Ditahan, Rakyat Terus Menentang Kudeta Militer Myanmar

Pada Kamis, anggota parlemen yang tersisa mengambil kesempatan untuk mengambil sumpahnya.

Daw Phyu Phyu Thin, anggota parlemen NLD yang terpilih kembali, menggambarkan upacara pada Kamis itu sebagai sidang Parlemen.

Dia menambahkan, tempat bukanlah sebuah masalah selama ada anggota parlemen yang hadir.

“Tidak ada yang bisa merampas legitimasi status parlemen yang diberikan kepada kami oleh rakyat. Itu sebabnya kami bersumpah sebagai anggota parlemen untuk rakyat,” kata Phyu Phyu Thin.

Baca juga: Tak Satu Suara, Dewan Keamanan PBB Ubah Pernyataan soal Kudeta Myanmar

Dia juga mengutuk rezim militer yang melakukan kudeta dan menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Myint.

Anggota parlemen lain yang telah kembali ke rumah akan segera mengambil sumpah mereka secara online, kata Phyu Phyu Thin.

Pada Kamis, orang-orang di seluruh negeri bergabung dengan kampanye tepuk tangan untuk mengesahkan sumpah pengambilan jabatan anggota parlemen.

NLD menang telak dalam pemilu 2020. Namun, militer mengambil alih kekuasaan pada Senin dan mengeklaim pemungutan suara dirusak oleh penipuan.

Baca juga: Militer Myanmar Blokir Facebook demi Stabilitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com