Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kukuh Berdemo dan Gelar Mogok Makan, India Putus Jaringan Internet

Kompas.com - 30/01/2021, 20:58 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Metro US

NEW DELHI, KOMPAS.com – India memblokir layanan internet di beberapa wilayah di New Delhi.

Langkah tersebut diambil pemerintah setelah para petani memulai aksi mogok makan selama sehari sebagaimana dilansir dari Metro, Sabtu (30/1/2021).

Aksi mogok makan tersebut terjadi setelah insiden betrokan antara petani dengan otoritas yang menyebabkan satu orang tewas dan ratusan orang luka-luka.

Para petani telah menggelar aksi protes mereka selama beberapa bulan terakhir menentang undang-undang (UU) agraria terbaru.

Baca juga: Kenapa Petani India Memusuhi Reformasi Agraria? Ini Penjelasannya

Puluhan ribu petani mendirikan kemah di lokasi protes yang terletak di pinggiran New Delhi selama lebih dari dua bulan.

Mereka menolak UU agraria terbaru karena dianggap menguntungkan swasta dan petani besar lalu mengorbankan petani kecil.

“Banyak kelompok petani telah bergabung ke lokasi protes sejak tadi malam,” kata Mahesh Singh, seorang petani berusia 65 tahun dari Haryana.

“Mereka datang untuk menunjukkan dukungan mereka dan lebih banyak petani diharapkan datang dalam dua hari ke depan,” imbuh Singh.

Baca juga: Nekat Serbu New Delhi dengan Traktor, Ini Penjelasan Aksi Protes Petani India

Kementerian Dalam Negeri India mengatakan pada Sabtu bahwa layanan internet di tiga lokasi di pinggiran New Delhi tempat protes terjadi telah ditangguhkan hingga Minggu (31/1/2021) pukul 23.00 waktu setempat.

Kementerian tersebut beralasan, pemutusan layanan internet sementara tersebut semata-mata demi menjaga keamanan publik.

Otoritas India sering memblokir layanan internet lokal ketika mereka meyakini akan ada kerusuhan meski tindakan tersebut tidak biasa di ibu kota.

Para pemimpin petani mengatakan aksi mogok makan dilakukan oleh ratusan pengunjuk rasa di Singhu dan dua lokasi protes lainnya.

Baca juga: Puluhan Ribu Petani India Kendarai Traktor Serbu Ibu Kota untuk Memprotes Modi

Aksi tersebut dirancang bertepatan dengan peringatan kematian tokoh besar India, Mahatma Gandhi.

Dengan demikian, mereka ingin menunjukkan kepada orang India bahwa aksi demonstrasi mereka digelar tanpa kekerasan.

“Gerakan petani damai dan akan damai,” kata Darshan Pal, pemimpin kelompok serikat tani Samyukt Kisan Morcha yang mengorganisasi aksi protes.

“Acara pada 30 Januari akan diselenggarakan untuk menyebarkan nilai-nilai kebenaran dan non-kekerasan,” imbuh Pal.

Baca juga: Danai Aktivitas Teroris di Indonesia, Petani dan Penjual Burger Malaysia Dipenjara 2 Tahun

Pertanian menyediakan lapangan pekerjaan untuk setengah dari 1,3 miliar penduduk India dan sektor ini adalah salah satu tantangan terbesar bagi pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi sejak berkuasa pada 2014.

Sebanyak 11 putaran pembicaraan antara serikat tani dan pemerintah gagal memecah kebuntuan. Pemerintah telah menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan.

Tetapi para petani mengatakan, mereka tidak akan mengakhiri protes mereka kecuali UU tersebut dicabut sepenuhnya.

Baca juga: Seorang Petani di Rusia Ini Bunuh Serigala dengan Tangan Kosong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com