Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Bantah Diskriminasi Minyak Sawit Asal Indonesia

Kompas.com - 13/01/2021, 15:29 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket menampik isu yang menyebut Uni Eropa mendiskriminasi minyak sawit Indonesia.

Pernyataan itu disampaikannya dalam acara virtual bertajuk EU and Indonesia: A Look Back at 2020 & Look Ahead to 2021, pada Rabu (13/1/2021).

Piket memaparkan bahwa nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa pada 10 bulan pertama 2020 tercatat naik 27 persen.

Baca juga: Kampanye Penolakan Kelapa Sawit Indonesia di Swiss Resmi Dimulai

“Sedangkan untuk volume (ekspor) minyak sawit dari Indonesia ke Uni Eropa naik sekitar 10 persen,” kata Piket.

Dengan adanya kenaikan ekspor minyak sawit tersebut, Piket mengatakan bahwa itu adalah bukti kalau Uni Eropa tetap membuka pintu bagi Indonesia.

“Ini merupakan bukti bahwa pintu Uni Eropa tetap terbuka intuk sumber daya alam asal Indonesia,” tutur Piket.

Baca juga: Dewan Negara Produsen Minyak Sawit Tanggapi Pemberitaan Media AS soal Perempuan Diperkosa di Perkebunan Sawit Indonesia-Malaysia

Kendati demikian, dia tidak menampik adanya berbagai isu yang menerpa minyak sawit asal Indonesia dan Malaysia.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong Uni Eropa, Indonesia, dan Malaysia untuk membicarakan isu tersebut agar dapat dicari jalan tengahnya.

Selain itu, menanggapi berbagai isu tersebut, Piket mengatakan perlu adanya pelatihan dan adaptasi kepada Indonesia dan Malaysia.

Baca juga: Investigasi Media AS di Perkebunan Sawit Indonesia-Malaysia: Pemerkosaan dan Pelecehan Lain Marak Menimpa Pekerja Wanita

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Indonesia berencana menggugat Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).

Kepala Subdirektorat Produk Agro Direktorat Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Donny Tamtama mengatakan bahwa pihaknya bersama para pemangku kepentingan serta kuasa hukum sedang menyiapkan dokumen gugatan.

Dokumen gugatan itu rencananya akan dilayangkan ke WTO pada awal 2021.

Baca juga: Rakyat Swiss Bakal Tentukan Nasib Kelapa Sawit Indonesia lewat Referendum

Donny mengakui bahwa Uni Eropa merupakan pangsa pasar penting bagi komoditas kelapa sawit Indonesa.

Pasalnya, pangsa pasar Uni Eropa sebagai tujuan ekspor kelapa sawit Indonesia yang mencapai 12 persen.

Menanggapi hal tersebut, Piket mengaku belum mengetahu lebih lanjut mengenai perkembangan laporan Indonesia ke WTO.

Jika gugatan benar-benar diajukan dan WTO membuat keputusan, Piket menyatakan bahwa Uni Eropa akan mematuhi setiap keputusan dari WTO.

"Kami akan mematuhi apapun yang dihasilkan dari prosedur WTO sehingga tidak akan ada lagi kasus dari kedua belah pihak,” imbuh Piket.

Baca juga: Investigasi Ungkap Perusahaan Korsel Bakar Hutan Papua untuk Perluasan Lahan Sawit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com