KOMPAS.com - Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit memberikan tanggapan mereka terkait pemberitaan kasus pemerkosaan di perkebunan sawit yang diwartakan Associated Press (AP).
Tanggapan itu diterbitkan melalui rilis media dan diterima Kompas.com pada Selasa (24/11/2020).
Sebelumnya, Kompas.com mewartakan bahwa AP pada Kamis (19/11/2020) melaporkan investigasi mereka tentang kejam dan buruknya kehidupan para pekerja perempuan di lahan sawit Indonesia dan Malaysia.
AP melakukan investigasi komprehensif pertama yang berfokus pada perlakuan brutal terhadap perempuan dalam produksi minyak sawit.
Perlakuan brutal itu termasuk pelecehan, kekerasan seksual, pelecehan verbal, ancaman dan pemerkosaan.
Selain kekerasan terhadap perempuan, AP juga sebelumnya melaporkan adanya temuan perdagangan manusia, pekerja anak dan perbudakan dalam investigasi AS.
Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) atau Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit pun memberikan tanggapan atas investigasi AP tersebut.
Pertama-tama, sekretariat CPOPC menyampaikan keprihatinan mereka terhadap dugaan kekerasan dan pelecehan seksual yang diberitakan kantor berita AP.
Dugaan kekerasan dan pelecehan itu dianggap sebagai suatu hal yang sangat mendesak. Pihak CPOPC berusaha mengapresiasi usaha investigasi jurnalistik yang dilakukan AP namun juga mempertanyakan laporan tebang pilih media tersebut.
Baca juga: AS Akan Blokir Minyak Sawit dari Produsen Besar Malaysia
Menurut CPOPC, informasi yang digali dari sumber yang tidak terkonfirmasi dan digunakan secara sengaja sebagai upaya merusak citra industri minyak kelapa sawit.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan