Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pakar Khawatir Rusia Siapkan Senjata Perang Biologi dan Kimia

Kompas.com - 29/12/2020, 14:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

MOSKWA, KOMPAS.com - Para pakar khawatir para ilmuwan Rusia sedang bereksperimen dengan virus Ebola yang mematikan sebagai bagian dari proyek senjata kimia "Hari Kiamat" yang menakutkan.

Unit 68240 dari agen mata-mata FSB Vladimir Putin yang terkait dengan serangan Salisbury Novichok dan diyakini berada di balik program dengan nama sandi "Toledo".

Ada kekhawatiran bahwa unit paling rahasia Rusia sedang meneliti Ebola dan virus Marburg yang lebih mematikan, menurut lapor Mirror.

Melansir dari The Sun pada Senin (28/12/2020), kedua penyakit yang mengejutkan tersebut menyebabkan kegagalan organ kronis dan pendarahan internal, yang telah membunuh ribuan orang di seluruh Afrika.

Salah satu mantan sumber intelijen militer mengatakan, "Baik Rusia dan Inggris memiliki laboratorium yang mempelajari perang biologi dan kimia untuk mengetahui bagaimana cara bertahan melawan senjata seperti Novichok."

Baca juga: WHO: Tak Ada Bukti Varian Baru Virus Corona Lebih Mematikan

“Tapi jika secara bersamaan, Rusia sedang mempelajari bagaimana mempersenjatai Ebola dan Marburg, itu memiliki kemungkinan yang mengerikan," lanjut sumber intelijen militer itu.

“Moskwa telah berulang kali menunjukkan kemauan dan kemampuan menggunakan senjata seperti Novichok... langkah itu meningkat," ungkapnya.

"Itu bisa berarti Rusia berpotensi meningkatkan penelitian tentang Ebola dan Marburg dengan melihat dampak kematiannya sebagai senjata," ujarnya.

Program "Toledo" diperkirakan dinamai sesuai nama kota Spanyol yang dilanda wabah mematikan hampir 60 tahun lalu, yaitu Toledo di Ohio yang dilanda wabah flu pada 1918.

Penyelidik dari organisasi nirlaba OpenFacto mengatakan bahwa mereka telah mengetahui bahwa Kementerian Pertahanan Rusia juga memiliki sayap sains rahasia.

Unit, yang disebut Institut Riset Pusat ke-48, dikatakan mengabdikan diri untuk mempelajari patogen "langka dan mematikan".

Baca juga: 2020 Jadi Tahun Paling Mematikan dalam Sejarah AS, Ini Penyebabnya

Itu juga berafiliasi dengan Institut Penelitian Pusat ke-33, yang mengembangkan Novichok, yang digunakan dalam menyerang mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan saingan Putin, Alexei Navalny.

OpenFacto menyatakan dari kedua kasus itu telah diberi sanksi oleh AS karena "kemungkinan melakukan penelitian untuk senjata biologis".

Juga dilaporkan bahwa Lembaga Penelitian Pusat ke-48 telah memasok data kepada mereka yang bekerja di unit FSB 68240.

Awal Desember, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengungkapkan bahwa Rusia mampu membunuh ribuan orang dengan serangan senjata kimia lainnya di jalan-jalan Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com