Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Kunjungi Makam Putranya Sehari setelah Menang Pilpres AS

Kompas.com - 09/11/2020, 17:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WILMINGTON, KOMPAS.com - Sejak diumumkan menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden dikabarkan kembali mengunjungi makam putranya, Beau Biden, pada Minggu (8/11/2020).

Joe Biden mendedikasikan perayaan kemenangan menjadi presiden terpilih AS untuk mendiang putranya, Beau Biden.

Sebelum mengunjungi kembali makam putranya, pada satu titik dalam perayaan kemenangan Sabtu (7/11/2020) malam, saat kembang api diluncurkan, lagu "A Sky Full of Stars" dari grup band Coldplay dimainkan.

Lagu itu memiliki makna khusus bagi keluarga Biden. Lagu itu diketahui sebagai lagu favorit mendiang putranya, Beau Biden.

Baca juga: Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS Belum Diakui China, Kenapa?

Melansir People, vokalis Coldplay, Chris Martin, juga tampil di pemakaman Beau setelah pria itu wafat pada tahun 2015.

Jelang akhir pidato pertamanya setelah menang, Biden berbicara tentang rencananya menyatukan negara dan mengenang mendiang putranya.

"Di hari-hari terakhir kampanye, saya telah memikirkan sebuah himne yang berarti sekali bagi saya dan keluarga saya, khususnya untuk mendiang putra saya, Beau. (Himne) itu menyimpan keyakinan yang menguatkan diri saya dan yang saya yakini (juga) menguatkan Amerika," ujar Biden dikutip People.

"Dan saya berharap ini bisa memberikan kenyamanan dan menghibur bagi lebih dari 230.000 keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai karena virus yang mengerikan tahun ini," ujar Biden.

"Hati saya tertuju pada Anda semua."

Baca juga: Bagi Biden, Membangun Ekonomi yang Hancur adalah Rintangan Berikutnya

Sejak hari pemilihan, Biden telah meminta rakyat AS untuk bersabar dan menyerukan persatuan.

"Saudara-saudara, rakyat bangsa ini telah berbicara. Mereka telah memberi kami kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan, kemenangan bagi kita, rakyat," kata Biden pada Sabtu malam.

"Saya melihat jabatan (presiden) ini untuk memulihkan jiwa Amerika, untuk membangun kembali tulang punggung bangsa ini, kelas menengah, dan untuk membuat Amerika dihormati di seluruh dunia lagi. Dan untuk menyatukan kita di sini. Merupakan kehormatan dalam hidup saya bahwa jutaan orang Amerika telah memilih visi itu."

Biden juga menutup pidatonya dengan epik, "Untuk Anda semua yang memilih Presiden Trump, saya memahami kekecewaan malam ini. Saya sendiri telah (merasakan) kehilangan beberapa kali, tapi sekarang mari kita saling memberi kesempatan. Saatnya menyingkirkan ucapan-ucapan kasar, menurunkan tensi, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi."

"Ini adalah waktunya memulihkan Amerika," pungkas Biden.

Baca juga: Biden Menang, Trump Ngotot Tolak Hasil Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com