Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Kapten Polisi Mengundurkan Diri Setelah Kirim Kata-kata Pedas ke Pendukung Joe Biden

Kompas.com - 08/11/2020, 23:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Mirror

BIRMINGHAM, KOMPAS.com - Seorang kapten polisi AS telah berhenti setelah menulis di Facebook bawa pemilih dari Joe Biden harus "ditembak di tengkorak untuk pengkhianatan mereka".

Kapten polisi itu bernama Scott Walden. Ia mendapatkan peringatan sesaat setelah tulisannya di media sosial tersebut dan akhirnya mengundurkan diri pada Jumat (6/11/2020), sebelum dia dapat dipecat.

Melansir Mirror pada Sabtu (7/11/2020), Kapten polisi dari Flomaton di Alabama, mengunggah komentar itu karena ketegangan memuncak selama penghitungan suara pilpres AS yang berlarut-larut, yang masih belum terlihat pemenangnya akan diumumkan.

Baca juga: Kalah Pilpres AS, Trump Dirumorkan Akan Diceraikan Melania

Pernyataan keras Walden ditujukan untuk mengkritik para pemilih Biden, "Mereka perlu berbaris dan ditembak di tengkorak untuk pengkhianatan mereka."

Unggahan itu dimulai dengan menyatakan, “Para idiot yang memilih Biden cukup membenci Trump, untuk membuang negara. Terima kasih media berita liberal dan Demokrat yang berbohong."

Baca juga: Pilpres AS: Pesan Persatuan Para Pemimpin Dunia kepada Joe Biden dan Kamala Harris

Ini memicu gelombang keluhan, dan Walden diskors pada Kamis.

Dia berhenti pada hari berikutnya karena kritik yang meningkat dan menonaktifkan akun Facebook.

Sementara Trump secara agresif memicu kerusuhan dengan mengklaim proses pemilihan dicurangi, Biden telah meminta ketenangan ketika orang Amerika turun ke jalan untuk memprotes.

Baca juga: Akankah Kemenangan Biden di Pilpres AS 2020 Mengakhiri Tren Politik Identitas?

Wali kota Flomaton, Dewey Bondurant mengatakan kepada NBC15, "Saya senang dia (Walden) mengundurkan diri, tetapi saya akan memecatnya karena apa yang dia lakukan salah."

Dan dia melanjutkan, "Untuk seorang petugas polisi mengatakan dia harus menembak seseorang di kepala, itu tidak dapat diterima. Anda tidak bisa mentolerir itu, Anda tidak bisa."

Sementara, 2 pendukung Trump ditangkap setelah melakukan perjalanan ke Philadelphia dengan senapan dan tumpukan amunisi dalam upaya untuk "meluruskan pemungutan suara".

Baca juga: Pilpres AS: Partai Demokrat masih akan Dominasi Kursi DPR

Joshua Macias (42 tahun) dan Antonio Lamotta (61 tahun), yang keduanya dari Chesapeake, Virginia, didakwa karena melakukan pelanggaran ringan dengan menyembunyikan senjata api tanpa izin dan membawa senjata api di jalan-jalan umum.

Para demonstran dihentikan setelah polisi mendapat informasi bahwa orang-orang bersenjata itu sedang menuju ke pusat kota dengan Hummer perak.

Menurut laporan, mereka memiliki senapan AR-15, amunisi, dan suku cadang untuk senjata tersebut ketika mereka ditangkap.

Baca juga: Trump Masih Bersikukuh bahwa Dialah Pemenang Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com