Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Mahasiswa Rela Disuntik Vaksin Covid-19 Eksperimental dan Bayar Rp 902.555

Kompas.com - 21/10/2020, 17:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Sky News

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa Universitas Birmingham, Inggris asal China segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksin Covid-19 dari Sinovac seharga Rp 902.555, meski belum terbukti secara ilmiah.

Evelyn Wu, mahasiswi ekonomi berusia 20 tahun ingin kembali ke kampusnya pada Januari. Sehingga, setelah mendengarkan kabar ketersediaan vaksin Covid-19 yang dapat diakses, ia segera berusaha mendapatkannya.

"Saya benar-benar merasa senang. Ini seperti vaksin biasa," katanya kepada Sky News.

Dia pergi ke rumah sakit di Yongkang, China timur, pada Senin (19/10/2020) untuk mendaftar. Seperti yang dilansir dari Sky News pada Selasa (20/10/2020), 2 hari kemudian, dia membuat janji.

"Saya perlu menandatangani beberapa kontrak. Ada rincian tentang Covid-19. Dan itu memberi tahu saya bahwa itu sangat aman, meski baru tahap 3," ujarnya.

Wu menandatangani formulir tersebut mengakui bahwa dia mungkin mengalami beberapa gejala Covid-19 ringan dan segera menerima dosis vaksin yang pertama dari 2. Total dia akan membayar sekitar £ 52 (Rp 902.555).

Baca juga: Vaksin Corona Sputnik V Akan Diproduksi di Korea Selatan

Vaksin yang dia terima itu dibuat oleh Sinovac, perusahaan bioteknologi yang berbasis di Beijing.

Perusahaan masih melakukan uji coba tahap akhir di Brasil, Turki, serta Indonesia, dan mengatakan dapat mempublikasikan data uji coba tahap 3 pendahuluan pada November.

Itu berarti belum memenuhi standar keamanan dan kemanjuran khas untuk pengembangan vaksin, tetapi China masih mengizinkannya untuk penggunaan darurat, yang diklaim mendapat dukungan dari WHO.

"Ya, saya sedikit khawatir tentang (vaksin Covid-19) yang masih tahap percobaan 3," kata Wu kepada Sky News.

"Dan saya pikir saya adalah orang yang menjadi subjek tes, orang yang diperlakukan seperti tikus kecil," imbuhnya.

Wu mengatakan dia tidak merasakan efek samping, selain sedikit kantuk. Rumah sakit tidak akan memantaunya secara langsung, tetapi dia diberitahu untuk segera datang ke rumah sakit, jika dia mengalami suatu gejala apa pun.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia Akan Diuji Coba di India

Bagi Wu, persetujuan pemerintah lebih penting daripada klaim ilmiah. "Saya percaya China dan saya pikir benar-benar aman untuk divaksinasi. Saya percaya pada pemerintah."

Orang lain kurang percaya, menurut Wu. Dia mengatakan bahwa, pada September, pemerintah bertanya kepada para dokter dan guru apakah mereka juga ingin menerima vaksin.

"Tetapi beberapa dokter dan beberapa guru menolak untuk melakukan vaksinasi. Mereka pikir itu berbahaya karena mereka pikir mereka sedang diuji," katanya kepada Sky News.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com