Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cendekiawan di Jerman Keluhkan Sikap Permusuhan Terhadap Muslim

Kompas.com - 20/09/2020, 15:46 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

 

KOMPAS.com - Para pakar mengeluhkan berkembangnya sikap permusuhan terhadap umat Islam dan hambatan dalam mendapatkan pengakuan di Jerman.

Para akademisi Islam di Jerman lainnya mengeluhkan meningkatnya permusuhan terhadap muslim dan hambatan dalam pengakuan Islam dalam perundang-undangan di Jerman, demikian dikutip dari KNA.

Masih ada beberapa hal yang harus dilakukan sehubungan dengan masalah pengakuan tersebut, papar cendekiawan Islam di Göttingen, Riem Spielhaus.

Baca juga: Bagikan Foto Hitler dan Simbol Nazi, Puluhan Polisi Jerman Kena Skors

 

Antara lain, meski banyak diupayakan, tetap tidak ada kontak langsung dari pihak muslim. Organisasi Islam juga memiliki sedikit sumber daya keuangan dan manusia dibandingkan dengan agama Kristen Protestan dan Katolik.

Mengutip ucapan eks presiden Jerman, Christian Wulff pada bulan Oktober 2010, "Islam milik Jerman", banyak hal yang telah terjadi di tingkat federal dan negara bagian, lanjut pakar tersebut.

Namun, proses dan negosiasinya mengalami stagnasi sejak tahun 2016, dan dalam beberapa kasus bahkan terjadi kemunduran.

Wulff terus berpegang pada pernyataan itu. "Saya menganggap kalimat itu lebih penting dari sebelumnya," kata Wulff dalam wawancara teranyarnya dengan media EPD.

Baca juga: Diracuni Ekstremis Sayap Kanan, Jerman Berniat Bubarkan Sebagian Pasukan Elite

“Karena semakin banyak yang melawan keragaman di Republik Jerman yang penuh warna dan hidup berdampingan yang setara dengan minoritas," tambahnya, padahal, martabat manusia dan kebebasan beragama dijamin dalam Undang-undang.

"Tak bisa dipungkiri bahwa masjid sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari," tandasnya lebih lanjut.

Sementara dilansir dari KNA, cendekiawan muslim, Riem Spielhaus mencatat iklim yang semakin skeptis terhadap agama dan islamofobia di Jerman, membuat kerja sama antar-agama semakin sulit.

Di sisi lain, perkembangan ekstremisme Islam menghambat iklim positif.

Baca juga: Jalan Beracun Brenton Tarrant Menjadi Ekstremis dan Teroris

Di beberapa negara bagian diizinkan berhari raya dan menunaikan shalat

Spielhaus menyebut Hamburg dan Bremen sebagai pionir yang positif. Kedua negara bagian tersebut telah menandatangani kontrak dengan organisasi Islam pada tahun 2012 dan 2013 yang mengatur praktik keagamaan.

Negara bagian Niedersachsen dan Rheinland-Pfalz ingin mengikuti contoh ini. Namun, negosiasinya masih membeku.

Sehubungan dengan hari libur umum dan shalat Jumat bagi umat Islam, ada peraturan di beberapa negara bagian federal seperti Berlin, Hamburg dan Bremen serta Baden-Württemberg yang mengizinkan umat Isla mendapat izin dari tempat pekerjaan, sekolah atau pelatihan.

Pada acara pembukaan Jaringan Kompetensi Islam dan Islamofobia yang berlangsung di Berlin hari Kamis (16/9/2020), ilmuwan komunikasi, Kai Hafez mengatakan bahwa menurut penelitian, satu dari dua orang Jerman memiliki rasa ketidaksukaan terhadap muslim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com