HANOI, KOMPAS.com - Diplomat senior pemerintah China dan Penasihat Negara Wang Yi, mengatakan pada Rabu (9/9/2020) bahwa Amerika Serikat (AS) berusaha memenuhi kebutuhan politiknya sendiri dalam sengketa Laut China Selatan.
Wang mengatakan atas kebutuhan politik itulah yang membuat AS melakukan intervensi secara langsung dan mendorong dilakukannya militerisasi terbesar di kawasan itu, kata Wang.
Melansir Reuters pada Rabu (9/9/2020), dia membuat pernyataan itu dalam konferensi video dengan para menteri luar negeri di KTT ASEAN.
“Perdamaian dan stabilitas adalah kepentingan strategis terbesar China di Laut China Selatan. Itu juga merupakan aspirasi strategis bersama antara China dan negara-negara ASEAN,” kata Wang dalam pernyataan yang diunggah di situs kementerian luar negeri.
Baca juga: Dubesnya di Inggris Nge-Like Video Porno, China: Twitter-nya Dibajak
Wang mengatakan China bersedia untuk berkomunikasi dan berdialog dengan Amerika Serikat untuk mencapai kerja sama.
Sementara, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam pertemuan virtual itu juga melontarkan isu bahwa China telah melancarkan "tindakan agresif" di Laut China Selatan, yang meningkatkan kekhawatiran negara tetangga di sekitar wilayah tersebut.
"Lanskap geopolitik dan geoekonomi regional, termasuk Laut China Selatan, terlihat terjadi peningkatan volatilitas yang merusak perdamaian dan stabilitas," kata Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc dalam pembukaan KTT tersebut di Hanoi.
Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Binh Minh, mengatakan peran hukum internasional dan lembaga multilateral sedang "sangat diuji".
Baca juga: Intel Australia Diklaim Gerebek Rumah 4 Jurnalis China, Tablet Anak Disita Juga
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam sebuah wawancara dengan Reuters memperingatkan AS dan China agar tidak melibatkan negara-negara Asia Tenggara dalam pertempuran geopolitik mereka.
“Kami tidak ingin terjebak oleh persaingan ini,” katanya pada Selasa, menggambarkan militerisasi jalur air sebagai “mengkhawatirkan”.
Presiden Donald Trump telah menyuarakan pendekatan kerasnya ke China menjelang pencalonannya kembali dalam pemilihan presiden pada 3 November mendatang.
Pemerintahannya telah berbicara keras terhadap Beijing atas berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga spionase dan perilaku maritim China.
Washington menuduh Beijing menindas negara tetangganya dengan mengirim kapal yang dekat dengan operasi energi lepas pantai mereka.
Baca juga: Hari Ini AS Cabut 1.000 Visa Warga China untuk Pertahanan Keamanan Nasioal
Lalu, dituding telah oportunis dalam mengadakan latihan militer dan menguji perangkat keras pertahanan baru di lokasi yang disengketakan.
Sementara, China mengatakan tindakannya sah.