Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Darah Di Mana-mana", Pengakuan Dokter Unit Darurat Pasca Ledakan Lebanon

Kompas.com - 06/08/2020, 14:36 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Arab News

BEIRUT, KOMPAS.com - Insiden ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ribuan orang lainnya.

Orang-orang yang terluka mulai berdatangan ke Pusat Medis Clemenceau Beirut dalam waktu beberapa jam setelah ledakan dahsyat terjadi dan meluluhlantakkan banyak tempat di ibu kota Beirut.

Banyak yang berada di dalam apartemen dan terluka karena pecahan kaca atau pun tertimpa benda-benda. 

Baca juga: Dokter di Beirut, Lebanon, Kisahkan Armageddon di Rumah Sakit karena Ledakan

Lainnya menderita luka-luka ketika berada di dalam lift ataupun sedang menaiki tangga. Tak sedikit juga yang berlumuran darah tertimpa batu bata bangunan yang hancur di jalan.

Melansir Arab News, pada Rabu kemarin (5/8/2020) jumlah orang yang terluka di pelabuhan Beirut mencapai angka 5.000 orang dengan angka kematian meningkat di atas 135 orang.

"Darah di mana-mana," ujar Dr Walid Alami, seorang Kardiologis di Clemenceau Medical Center dikutip Arab News, Kamis (6/8/2020).

Baca juga: Ledakan Lebanon dan Update Terkininya..

Menurut Dr Alami, banyak pasien berasal dari kalangan anak-anak yang menderita luka pada dan menjadi buta akibat pecahan kaca.

"Saya berusia 58 tahun. Saya telah hidup selama perang saudara dan merawat pasien selama perang pada 2006. Saya belum pernah melihat yang seperti ini," ujar Alami.

"Kami tidak pernah memiliki bom yang menyebabkan kerusakan dalam radius yang luas."

Dia menambahkan, "Kami menangani krisis dengan baik mengingat kami tak pernah menghadapi hal seperti ini sejak perang pada tahun 2006 (dengan Israel). Kami kini menangani banyak korban dalam waktu dekat dan sangat singkat."

Baca juga: Ledakan di Lebanon, Seberapa Besar Energinya Dibandingkan Bom Nuklir?

Ledakan itu adalah 'pukulan telak' bagi sistem kesehatan Lebanon yang telah terpuruk selama berbulan-bulan akibat reruntuhan ekonomi, kekurangan listrik dan gelombang kedua infeksi virus corona.

Baru pada 30 Juli kemarin Kementerian Kesehatan Lebanon memperingatkan bahaya wabah infeksi virus corona dan menerapkan lockdown 2 pekan.

Namun, pada Selasa sore kemarin, rumah sakit Beirut menjadi 'neraka' dalam waktu singkat akibat ledakan dahsyat.

Baca juga: Ledakan di Lebanon, Kenapa Amonium Nitrat 6 Tahun Disimpan di Beirut?

Tak hanya Dr Walid Alami, dokter lainnya, seorang ahli bedan di American University of Beirut Medical Center, Dr Ramzi Alami juga menjadi petugas medis di garda terdepan insiden ledakan.

"Layaknya rumah sakit lain di Beirut, kami benar-benar kewalahan tadi malam," ujar Dr Ramzi Alami kepada Arab News.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com