"Kami harus menolak begitu banyak orang yang merupakan tantangan besar bagi staf kami. Kami menjaga koridor terbuka sehingga kami bisa membawa orang yang terluka parah."
Menurutnya, para petugas medis merawat pasien di lorong, di bangsal, di lantai rumah sakit, di semua tempat.
Baca juga: Ledakan di Lebanon akibat Amonium Nitrat, Apa Dampaknya bagi Kesehatan?
Belum lagi ada pemadaman listrik sejak peristiwa ledakan terjadi, "Jadi kami merawat pasien dalam kondisi gelap. Apa yang kami lihat dan kami alami tidak dapat terlukiskan."
Banyak pasien yang terluka parah mengalami luka kepala dalam termasuk cedera otak.
“Karena intensitas ledakan, orang terlempar dari berbagai posisi atau terlempar ke udara atau terlempar ke dinding. Ada banyak luka, luka dan pendarahan dari pecahan kaca. "
Secara total, pusat medis itu menerima 55 kasus besar yang dirawat dalam semalam. Orang dengan luka yang tidak terlalu serius dikirim ke rumah sakit yang lebih kecil di sekitarnya atau di tempat lain.
Baca juga: Lebanon Diyakini Tidak akan Terima Bantuan dari Israel, Ini Sebabnya
Ledakan membuat beberapa rumah sakit di Beirut terputus dari jaringan listrik dan membuat generator rusak, tidak bisa beroperasi.
Salah seorang dokter yang berbasis di Byblos, Dr. Samir Challita, juga mengatakan bahwa pasien mulai berdatangan dari Beirut, 30 kilometer jauhnya, ketika rumah sakitnya mulai kehabisan kapasitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.