Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Ciptakan Gelombang Kurang dari 30 Sentimeter, Peringatan Tsunami di Alaska Dibatalkan

Kompas.com - 23/07/2020, 18:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

ANCHORAGE, KOMPAS.com - Sebuah gempa dahsyat bermagnitudo 7.8 dilepas pantai selatan Alaska pada Selasa (21/7/2020) memicu gelombang tsunami kecil.

Malansir Assosciated Press pada Kamis (23/7/2020), disebutkan bahwa gempa tersebut menciptakan gelombang kurang dari satu kaki (30 sentimeter), sehingga peringatan tsunami dibatalkan.

Menurut survei Geologi AS, gempa bumi yang terjadi pada Selasa pukul 10.12 malam waktu setempat, berpusat di perairan 105 kilometer selatan-tenggara Perryville, dan berada pada kedalaman 28 kilometer.

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 7.8 Hantam Alaska, Berpotensi Tsunami

Seismolog negara bagian Alaska, Michael West mengatakan warga di beberapa kota kecil dengan radius 160 kilometer dari pusat gempa dilaporkan mengalami goncangan yang sangat kuat dan beberapa goncangan dirasakan hingga radius lebih dari 805 kilometer jauhnya di daerah Anchorage.

Sehingga peringatan tsunami muncul dan mendorong penduduk pesisir untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Di Pulau Kodiak, sekitar 320 kilometer di timur laut dari pusat gempa, sekolah menengah dan gereja Katolik membuka pintu bagi para pengungsi. Tempat parkir dinyatakan sebagai zona aman dengan beberapa orang tinggal di mobil dengan hewan peliharaannya.

Baca juga: Gempa 7,4 Magnitudo Guncang Selandia Baru, Sempat Muncul Peringatan Tsunami

"Tidak ada laporan tentang kerusakan. Tidak ada cedera yang dilaporkan," kata Sersan polisi Kodiak, Mike Sorter.

Peringatan tsunami sebetulnya sudah menjadi hal biasa di masyarakat pesisir Alaska, sama halnya dengan peringatan tornado di wilayah lain di AS, yang mendorong orang untuk berlindung.

Di pangkalan Penjaga Pantai AS di Kodiak, para petugas dengan cepat menerbangkan pesawat dan helikopter mereka ke udara, karena peringatan tsunami.

Baca juga: Jika Terjadi Gempa Bermagnitudo 9, Tsunami 30 Meter Bisa Hantam Utara Jepang

"Hal terakhir yang ingin Anda lakukan adalah berusaha membuat pesawat terbang di udara saat tsunami menerjang untuk mempersiapkan diri ketika kita mungkin perlu melakukan penyelamatan akibat gempa bumi dan tsunami," ujar Sorter.

Ketika diketahui gelombang yang terjadi pasca gempa bermagnitudo 7.8, hanya setinggi 30 sentimenter, peringatan tsunami pun dibatalkan oleh para pejabat di Pusat Peringatan Tsunami Nasional di Palmer, Alaska.

"Saya tengah memperkirakan gelombang yang terjadi sedikit lebih banyak air, tetapi saya senang itu tidak terjadi," kata ilmuwan senior di Pusat Peringatan Tsunami Nasional, David Hale.

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 5,3 Guncang Kepulauan Aru, Tak Berpotensi Tsunami

Kekhawatiran terhadap tsunami tersebut muncul karena adanya gempa yang bermagnitudo 7.1 terjadi pada November 2018 di daerah Anchorage, yang lebih rendah dari gempa yang terjadi pada Selasa malam itu.

"Gempa ini (yang terjadi pada Selasa) melepaskan energi sekitar 15 kali lebih banyak dari gempa itu (pada 2018)," kata West, seismolog negara.

Gempa bumi terbesar yang pernah terjadi di Alsaka berpusat di Palung Alaska-Aleutian pada 1964 yang bermagnitudo 9.2.

Gempa bumi dan tsunami yang terjadi kemudian menyebabkan kerusakan luas dan menewaskan 131 orang yang berada di Oregon dan California.

Alaska adalah negara bagian seismik AS yang paling aktif. Hampir 25.000 gempa bumi telah dicatat di Alaska sejak 1 Januari, menurut pusat itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Tohoku Bikin Jepang Tertunduk Lesu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com