Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negatif Covid-19 Tiga Kali, Wanita Ini Meninggal dengan Gejala Virus Corona

Kompas.com - 23/07/2020, 10:50 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Seorang wanita meninggal diduga karena Covid-19 setelah tes 3 kali untuk virus corona dan semua hasilnya negatif.

Melansir BBC, Julie Taylor-Broadbent dari Hull, Inggris meninggal di rumah sakit pada 8 Mei lalu, 4 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-50.

Keluarga Julie tidak percaya pada sistes tes swab dan menyerukan penyelidikan publik terhadap penanganan pandemi pemerintah.

Menanggapi itu, Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC) mengatakan skema pengujian virus 'dapat diandalkan dan efektif'.

Wanita berusia 49 tahun itu telah dirawat di rumah sakit karena sakit maag pada 4 Mei, namun kondisinya memburuk dan dia diberi terapi oksigen karena sulit bernapas.

Baca juga: Dirawat 130 Hari, Penderita Covid-19 Terlama Inggris Sembuh

Keesokan harinya, dia dites virus corona pertama dan hasilnya negatif. Namun, karena dia masih menunjukkan gejala virus corona, dia menjalani 2 rangkaian tes lainnya pada tanggal 6 an 7 Mei namun semuanya negatif.

Pasangan sesama jenisnya, Jayne Taylor-Broadbent (54) mengatakan bahwa kematian pasangannya adalah bukti tes swab tidak berhasil.

"Tiga kali dites dan dia meninggal. Hasilnya selalu negatif tiga kali," ujar Jayne.

Penjelasan dokter pun menerangkan bahwa Julie menderita gejala Covid-19 namun hasil tes menunjukkan negatif.

"Saya ingin jawaban yang jujur. Saya ingin tahu mengapa Julie meninggal. Kami benar-benar tidak mendapat jawaban dari pemerintah," kata Taylor-Broadbent.

Baca juga: Ini Cerita dari Seorang Dokter Muda NHS Garda Depan Perlawanan Virus Corona

DHSC mengatakan "semua tes swab (usap)" dinilai 'bisa diandalkan dan sesuai prosedur produksi' sebelum dikerahkan, tetapi ada "kemungkinan kecil" hasilnya negatif palsu atau positif palsu seperti tes diagnostik.

"Uji virus dapat diandalkan dan efektif, dan NHS Test and Trace telah membantu mengisolasi lebih dari 180.000 kasus infeksi - dengan tidak ada peningkatan yang signifikan dalam kasus infeksi sejak negara memberlakukan lockdown," kata seorang juru bicara.

Anak perempuan Julie, Emma Smith (26)  mengatakan bahwa respons dari DHSC yang menjabarkan tes virus sebagai tes yang dapat diandalkan dan efektif "sangat menghina".

Baca juga: Jasad Petugas Medis NHS Ini Sempat Hilang, Keluarga Keluhkan Biaya Pemakaman

Ada pun menurut Jayne dia sedang mengkampanyekan penyelidikan publik yang independen untuk "memperbaiki keadaan" dan menerapkan tindakan "jadi jika kita terkena gelombang kedua, kita berada dalam posisi yang jauh lebih baik".

Sementara itu Emma Smith mengatakan, "Saya ingin mereka menuai apa yang mereka lakukan, melihat seberapa besar luka yang telah mereka timbulkan."

DHSC merespons, "Setiap kematian akibat virus ini adalah tragedi, dan simpati kami yang terdalam kami sampaikan kepada semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com