Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pemerkosaan karena Cara Berpakaian Wanita, Al Azhar dan Mufti Mesir: Itu Alasan yang Dibuat-buat

Kompas.com - 09/07/2020, 10:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

KAIRO, KOMPAS.com - Dua Otoritas Keagamaan Tertinggi Mesir mengutuk pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap lebih dari 50 wanita yang dilakukan oleh seorang pria bernama Ahmed Bassam Zaki (22).

Otoritas Masjid Al Azhar dan Mufti Mesir menolak tindakan "pembenaran" kekerasan seksual dan pemerkosaan dengan menyalahkan cara berpakaian wanita.

Menurut kedua pihak tersebut, adalah hal yang tidak benar jika menyalahkan cara berpakaian para wanita dan membenarkan tindakan keji kekerasan seksual dengan alasan tersebut.

Pada akhir pekan lalu, mereka mengatakan, para wanita tidak boleh disalahkan atas kejahatan pemerkosaan dan kekerasan seksual.

Pernyataan itu bersamaan dengan dilakukannya penangkapan terhadap pelaku kejahatan seksual pada Sabtu (4/7/2020).

Baca juga: Eksploitasi terhadap Mahasiswa Asing di Australia, dari Pelecehan Seksual sampai Tidak Dibayar Sesuai

Melansir dari The National pada Sabtu (5/7/2020), setelah ditangkap, Ahmed Bassam Zaki (Ahmed) langsung diinterogasi dan seketika menjadi pembicaraan nasional dalam sepekan.

Para korbannya kemudian menceritakan pengalaman kekerasan yang dilakukan oleh pria itu di media sosial, yang ternyata juga diduga melakukan pemerasan.

Dalam unggahan cerita dari beberapa korban di media sosial diceritakan juga bahwa ada dugaan pelaku akan pergi Spanyol untuk menghindari kasus.

Para korban juga telah dipanggil ke pengadilan untuk memberikan keterangan rinci dan tuntutan terhadap kejahatan yang dilakukan mahasiswa itu kepada mereka.

Baca juga: Istri Lugu Percaya Suami Kena Penyakit Seksual karena Pakai Masker, Ini Faktanya

Kabar terakhir dari televisi MBC, pelaku kejahatan itu akan dikeluarkan dari Barcelona University, sementara disebutkan bahwa ayah pelaku pada Sabtu (4/7/2020) menyatakan bahwa anaknya tidak bersalah.

Di Mesir, kasus pelecehan seksual sangat sering terjadi di depan umum terhadap wanita, sehingga kelompok-kelompak penegakan HAM sering menyebut negara yang berpenduduk lebih kurang 100 juta orang itu sebagai tempat terburuk bagi wanita untuk tinggal dan berkehidupan.

Sementara itu, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan hukuman bagi pelaku pelecehan atau pemerkosa, tetapi kasus serupa masih terus ada.

Itulah sebabnya seruan perubahan sosial muncul untuk mendorong perempuan mengungkap ke publik tentang kejahatan yang dialaminya dan menekan proses hukum yang adil terhadap pelaku.

Baca juga: Perempuan Ini Diperkosa secara Brutal sampai Tewas, #WeAreTired Angkat Suara Pasca-gelombang Kekerasan Seksual

Para pihak masih menutup mata terhadap sistem budaya patriarki dan konservatif yang berjalan di dalam negeri.

Wanita seolah-olah dituntut untuk mampu menanggung pelecehan seksual yang dialami, termasuk sanksi sosial dari keluarga karena dianggap telah memberikan aib.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com