Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Kami Bangga Anak Kami Berkorban demi Negara', Kesaksian Keluarga 5 Prajurit yang Terbunuh

Kompas.com - 21/06/2020, 07:50 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - India tengah berduka atas kematian 20 tentaranya yang tewas dalam bentrokan dengan tentara China di wilayah Ladakh, Himalaya, yang disengketakan kedua negara.

Sebagian korban sudah dimakamkan. Mereka kehilangan nyawa dalam bentrokan fisik yang diantaranya menggunakan batang-batang besi berpaku - tidak ada tembakan senjata api.

Dua negara terpadat penduduknya di dunia - sekaligus kekuatan militer terbesar di dunia - telah berselisih selama berpekan-pekan di sepanjang perbatasan di kawasan dataran tinggi yang diperebutkan.

5 dari mereka yang tewas dalam bentrokan pada Senin (15/6/2020) lalu berasal dari negara bagian Bihar di wilayah timur India. Wartawan BBC Hindi, Seetu Tewari, mewawancarai keluarganya.

Baca juga: Secara Sepihak, China Klaim Lembah Galwan yang Diperebutkan dengan India

Aman Kumar

"Saya lebih suka hidup dalam kemelaratan, tidak makan apa pun selain garam dan roti, dibanding dengan kehilangan anak saya," kata Renu Devi, ibu Aman Kumar, saat sejumlah pelayat tiba di rumahnya di distrik Samastipur, negara bagian Bihar.

Adapun ayah Aman, Sudhir Kumar, masih terlihat syok.

"Saya mendapat telepon di malam hari," ungkapnya. "Ketika saya mengangkat telepon, mereka bertanya kepada saya 'siapa yang berbicara'.

"Saya memberi tahu mereka bahwa saya adalah ayah Aman. Sebuah suara memberi tahu saya bahwa Aman meninggal sebagai martir dan kemudian menutup telepon, sebelum saya dapat menanyakan hal lain.

"Saya menghubungi nomor itu lagi, tetapi tidak ada jawaban. Pagi berikutnya mereka menelepon lagi dan memberi tahu saya bahwa jenazahnya akan segera dikirim pulang."

Aman telah menikah hampir setahun, dengan Meenu Devi, yang desanya juga berduka lantaran berita itu.

"Ketika dia datang pada Februari lalu, dia mengatakan akan pulang secepatnya setelah ayahnya dijadwalkan menjalani operasi jantung. Jasadnya saat ini dimakamkan di Leh (kota terbesar di wilayah Ladakh, India).

"Tetapi sekarang dia tidak akan pernah kembali," kata Meenu, sambil terisak.

Ayahnya mengatakan walau ditimpa tragedi, mereka bangga terhadap putra mereka.

"Kami tidak punya dendam kepada pemerintah," katanya. "Sebaliknya, kami bangga anak saya telah berkorban demi melayani negara. Apa yang lebih besar dari itu?"

Baca juga: Kremasi Tentara yang Gugur, India Juga Bakar Foto Xi Jinping

Kundan Kumar Yadav

Kundan Kumar meninggalkan seorang istri dan dua bocah, berusia enam dan empat tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com