KOMPAS.com - Bentrokan pada Senin (15/06) malam mengakibatkan sedikitnya 20 tentara India tewas dan meningkatkan ketegangan kedua negara.
Menteri luar negeri India mengatakan klaim China atas lembah itu "berlebihan dan tidak bisa dipertahankan".
Sementara itu, gambar senjata-senjata yang diduga digunakan untuk menyerang tentara India memicu kemarahan di negara itu.
Foto batang-batang besi yang dipenuhi paku itu diperlihatkan kepada BBC oleh seorang pejabat senior militer di perbatasan India-China, yang mengonfirmasi keasliannya.
Baca juga: Jelang Perundingan Perbatasan, 10 Tentara India Dibebaskan China
Tentara dari kedua negara belum berkomentar tentang gambar itu.
Analis pertahanan Ajai Shukla, yang pertama kali mengunggah gambar itu dengan sebuah twit, menyebut penggunaan senjata seperti itu "barbarisme".
Tidak digunakannya senjata dalam bentrokan diatur dalam perjanjian antara kedua negara pada tahun 1996 yang mencantumkan bahwa senjata api dan bahan peledak dilarang digunakan dalam sengketa di perbatasan, demi mencegah eskalasi.
Baca juga: Berpaku dan dari Besi, Diduga Ini Alat yang Dipakai untuk Pukuli Tentara India
The nail-studded rods — captured by Indian soldiers from the Galwan Valley encounter site — with which Chinese soldiers attacked an Indian Army patrol and killed 20 Indian soldiers.
Such barbarism must be condemned. This is thuggery, not soldiering pic.twitter.com/nFcNpyPHCQ
— Ajai Shukla (@ajaishukla) June 18, 2020
Kedua pihak telah menggelar aksi protes terkait bentrokan di wilayah perbatasan Himalaya yang disengketakan tersebut.
China belum merilis angka kematian. Laporan-laporan di media India, yang belum dikonfirmasi, mengatakan sedikitnya 40 pasukan China tewas.
Beberapa prajurit India diyakini hilang.
Pada hari Rabu (17/06), Beijing mengutip pernyataan militer bahwa China "berdaulat atas wilayah Lembah Galwan".
Juru bicara kementerian luar negeri India, Anurag Srivastava, mengatakan menteri luar negeri dari kedua negara bercakap-cakap lewat telepon tentang perkembangan terbaru dan "sepakat bahwa situasi secara keseluruhan harus ditangani secara bertanggung jawab".
"Membuat klaim yang berlebihan dan tidak bisa dipertahankan berlawanan dengan pemahaman ini," kata Srivastava seperti dikutip oleh kantor berita Press Trust of India.
Pernyataan dari pemerintah India setelah percakapan Subrahmanyam Jaishankar dengan Menlu China Wang Yi mengatakan Beijing berusaha mendirikan struktur di wilayah perbatasan de facto yang dikuasai India, Line of Actual Control (LAC), di Lembah Galwan yang strategis.
Baca juga: Mengapa Bentrok Tentara India Vs China Pakai Batu, Bukan Senjata?
Pemerintah India menyebut tindakan ini "tindakan terencana yang secara langsung bertanggung jawab atas kekerasan dan korban jiwa" dan meminta China "mengambil langkah korektif".