Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama 'George Floyd' Banyak Diakses di Internet dari Kolombia sampai Indonesia

Kompas.com - 11/06/2020, 08:17 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Tercatat, lebih dari seribu orang Amerika meninggal di tangan polisi setiap tahunnya.

Setelah video kematian George Floyd akibat lehernya ditindih lutut seorang polisi menjadi viral di media sosial, protes pertama meletus di Minneapolis, kemudian di penjuru Amerika dan beberapa kota di dunia.

Sebuah penghitungan yang dilakukan The Economist terhadap 450.000 unggahan di Twitter dan Instagram menunjukkan bahwa nama Floyd telah diakses secara daring di seluruh dunia, dari Kolombia sampai Indonesia, sejak 29 Mei 2020 kemarin.

Baca juga: Biden: Saya Pikir George Floyd Memang Akan Mengubah Dunia

Dukungan luas yang nyata dari pergerakan protes mungkin lebih besar dari angka-angka yang diakses itu.

Bahkan untuk negara yang menutup media sosial Barat seperti China pun, pengguna media sosialnya mengekspresikan kemarahan mereka menggunakan tagar #georgefloyd.

Dilansir The Guardian, saudara laki-laki Floyd, Rodney dalam upacara permakaman Floyd di Houston, Texas mengatakan, "Setiap orang di dunia akan mengingatnya (Floyd). Dia memang akan mengubah dunia."

Baca juga: Ribuan Orang Antre di Pemakaman George Floyd: Dia Berkorban bagi Dunia

Berbagai kalangan ikut memperingati permakaman Floyd. Bursa Efek di New York berhenti sejenak selama 8 menit 46 detik, durasi ketika polisi Derek Chauvin menindih leher Floyd dengan lututnya.

Pendeta Al Sharpton dalam pidato pujiannya terhadap Floyd mengatakan, "Nyawa George tidak akan berarti sampai seseorang yang merenggutnya bertanggung jawab."

Dia juga membahas soal protes massa yang ada di penjuru dunia, "Dari seluruh dunia, aku menyaksikan cucu dari tuan budak sedang menumbangkan patung-patung tuan budak."

Baca juga: Demo George Floyd di Inggris, Patung Edward Colston Dirobohkan, Siapakah Dia?

 

Ucapannya itu merujuk pada penumbangan beberapa patung seperti patung pedagang budak Edward Colston di Bristol, Inggris.

Di London patung tokoh tuan budak Robert Milligan di luar Museum of London Docklands telah diganti oleh pihak berwenang. Di saat yang sama, kampanye untuk menumbangkan patung Cecil Rhode di Oxford digalakan kembali.

Semua patung di Dewan Buruh di penjuru Inggris dan Wales, termasuk di London akan diperiksa keterkaitannya dengan sejarah perbudakan dan perkebunan di era kolonial.

Baca juga: Demo Besar di Inggris, Patung Edward Colston Dibuang ke Sungai, Apa Sebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com