[POPULER GLOBAL] Heboh, Kereta Emas Belanda Gambar Perbudakan di Indonesia | WNI Ditangkap di Melbourne Usai Curi Tas Louis Vuitton

KOMPAS.com - Kabar terpopuler dari kanal global sejak Rabu (10/6/2020) sampai Kamis (11/6/2020) didominasi tentang berita viralnya foto kereta emas Belanda yang tampil di publik saat penaikan tahta Ratu Wilhelmina, di mana di badan keretanya terdapat lukisan perbudakan terhadap orang Indonesia pada masa kolonial.

Sementara itu, kabar tentang aksi pencurian tas bermerek Louis Vuitton oleh seorang Warga Negara Indonesia (WNI) terjadi di Bandara Melbourne dan membuat WNI itu ditangkap.

Berikut kami sajikan selengkapnya kabar terpopuler dari kanal global.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Jerman Mulai Risau Soal Pengurangan 9.500 Tentara AS | Uang Jaminan Derek Chauvin Rp 14 Miliar

1. Heboh, Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Ini Penjelasannya

Foto kereta emas Belanda memicu kehebohan di Indonesia lantaran bergambar situasi di masa kolonial.

Di kereta itu, terlihat orang-orang Indonesia dan Afrika menjadi budak orang-orang Belanda.

Berita kehebohan foto kereta emas ini dapat Anda baca [di sini].

Baca juga: Heboh, Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Ini Penjelasannya

2. Curi Tas Mewah Louis Vuitton, WNI Ini Ditangkap di Bandara Melbourne

Seorang wanita warga negara Indonesia ( WNI) ditangkap di Bandara Melbourne karena telah mencuri tas mahal bermerek Louis Vuitton.

Dilansir 7 News, wanita muda itu diduga melakukan pencurian tas merek Louis Vuitton di Melbourne dan ditangkap di sana.

Bagaimana kronologi pencurian tas mahal ini? Anda dapat simak [di sini].

Baca juga: Curi Tas Mewah Louis Vuitton, WNI Ini Ditangkap di Bandara Melbourne

3. Viral Foto Kereta Emas Belanda Bergambar Budak Indonesia, Ribuan Orang Menggugat

Gouden Koets (Kereta Kuda Emas) berbahan utama kayu jati dari Jawa.

Ada beberapa ornamen yang dibuat dari gading di Sumatra, dan elemen dari kulit sapi berasal dari provinsi di Belanda selatan, yaitu Zeeland.

Gouden Koets memiliki empat panel gambar yang dilukis oleh Nicolaas van der Waay.