Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayang Kulit Jawa Berusia 150 Tahun Dipamerkan di Swiss

Kompas.com - 10/06/2020, 15:00 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

ZURICH, KOMPAS.com - Gamelan Jawa mengalun perlahan. Suara sinden menyelinginya. Lalu menyusul ki dalang dengan vokal lantangnya. Cahaya meredup. Bayangan Gatotkaca, Arjuna hingga Semar dan Petruk berkelebat.

Pertunjukan wayang kulit itu terjadi di Smaragd, sebuah ruangan bawah tanah di museum Rietberg, Zurich, Swiss.

Ya, tidak salah, memang di Swiss, Eropa Tengah. Bukan di Yogjakarta, tidak Surakarta atau Semarang. Tapi di salah satu kota termahal dunia, sekaligus terbesar di Heidiland.

Baca juga: Kota Semarang Usung Wayang Potehi Jadi Tema Perayaan Imlek

Dan di gedung yang dibatasi dinding kaca hijau toska itu, sekitar 130 wayang kulit Jawa dipamerkan.

Dari wayang versi Mahabarata dan Ramayana. Ada Arjuna dan keempat saudaranya, dan tentu saja Hanoman dan Wibisana sebagai bagian dari epik Ramayana. Uniknya, inilah pertama kali wayang kulit Jawa itu ditampilkan ke hadapan publik Swiss.

"Karena pada awalnya memang koleksi pribadi orang Zurich, yang disimpan untuk kenikmatan sendiri,“ kata Eva Christiane von Reumont kepada Kompas.com

Bukan hanya soal penampilan premiere wayang kulit Jawa di museum ini yang istimewa "Namun juga usianya yang sangat tua, sekitar 150 hingga 200 tahun,“ imbuh Eva.

Eva adalah kurator di museum ini. Setelah lulus program doktor dari Sekolah Tinggi Seni Universitas Bern, Swiss, perempuan kelahiran Hamburg, Jerman ini dipercaya mengurus artefak dari Indonesia. Dan restorasi wayang kulit adalah spesialisasinya.

Atmosfer wayang kulit Jawa itu terwujud juga atas kerja keras Eva. "Ini kerja panjang dua tahunan. Kalau akhirnya terwujud, saya senang sekali,“ katanya.

Baca juga: Kisah Mbah Brambang, Membuat Wayang sejak 1965, Dikirim hingga ke Luar Negeri

Sebelum pameran terlaksana, Eva menyempatkan mempelajari lebih mendalam wayang kulit Jawa di Semarang, Surakarta dan Yogjakarta selama tiga bulan, dalam keadaan hamil tua.

Itulah sebabnya, ia bersikeras tata lampu pameran ini harus temaram. Dan lebih penting lagi, ada bayangan wayang kulit yang menancap di ruangan Smaragd.

"Publik Swiss kan relatif asing dengan wayang kulit, jadi saya ingin menampilkan suasana seperti di Jawa,“ katanya.

Lalu ada slide dunia pewayangan yang terus diputar. Dan proses wayang kulit dari kulit mentah, tertatah, hingga sudah dicat warna warni sesuai karakternya.

Museum Rietberg Zurich mengkhususkan diri mengoleksi artefak dari luar Eropa. Namun koleksi asal Indonesia terhitung tidak banyak.

Johannes Beltz, Wakil Direktur Museum Rietberg mengakui hal itu. "Kami tidak punya kurator untuk koleksi asal Asia Tenggara. Selama ini lebih banyak terpusat ke Asia Selatan, Afrika, Asia Timur dan Amerika Latin,“ katanya kepada Kompas.com.

Baca juga: Menjaga Roh Kesetaraan Gender Lewat Pentas Wayang Orang di Semarang

Halaman:

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com