Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Hamil Mati Setelah Makan Nanas Isi Petasan, Ini Janji India

Kompas.com - 04/06/2020, 20:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India berjanji menyelidiki kasus gajah hamil yang mati setelah makan nanas yang diisi dengan petasan.

Gajah itu mati dalam keadaan kesakitan di Negara Bagian Kerala pekan lalu, menjadi insiden terbaru perseteruan hewan besar dan manusia.

Dalam video yang viral, nampak gajah hamil itu berada di dalam air selama berjam-jam dalam keadaan mulut dan gading yang terluka parah.

Baca juga: Gajah Hamil di India Mati akibat Makan Nanas yang Diisi Petasan

Petugas dibantu oleh sekumpulan warga kemudian mencoba menarik hewan malang itu dar air. Namun, dia dinyatakan mati pada 25 Mei.

Dilansir AFP Kamis (4/6/2020), insiden itu memicu kemarahan publik Negeri "Bollywood", dengan pelaku yang memberi makan nanas isi petasan harus dieksekusi.

Kapten kriket India, Virat Kohli, di media sosial mengaku "terkejut", dengan aktris Akshay Kumar berujar insiden itu "tak manusiawi, menyedihkan, dan tak bisa diterima".

"Mungkin binatang tidak begitu liar. Mungkin juga manusia ternyata sudah kehilangan kemanusiaanya," kata Kumar seraya menyerukan agar pelaku dihukum berat.

Sementara Even Ratan Tata, mantan bos raksasa pabrikan kendaraan Tata, menyebut insiden itu "tak ubahnya dengan pembunuhan berencana".

Menteri Lingkungan dan Kehutanan India, Prakash Javadekar, berjanji menggelar penyelidikan untuk mengungkap tersangka yang membunuh gajah itu.

"Pemerintah pusat sudah menganggap serius insiden yang terjadi di Mallapuram, Kerala," tegas Javadekar dalam kicauannya di Twitter.

Baca juga: Warga Namibia Bunuh 10 Gajah karena Ladangnya Diinjak-injak

Javadekar menyatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam dan bakal mengusut tuntuas serta membawa pelakunya ke meja hijau.

"Ini bukanlah budaya negara ini untuk memberi makan binatang dengan peledak yang kemudian membunuhnya," jelas sang menteri.

Pembunuhan terhadap hewan, yang hingga kini menjadi bahan penyelidikan polisi, kemungkinan besar didorong bukan oleh kekejaman.

Desa miskin di India maupun Sri Lanka dilaporkan sering menggunakan peledak untuk dimasukkan ke buah, dan ditanam layaknya ranjau.

Cara ini dilakukan untuk melindungi tanah mereka dari serbuan hewan liar. Insiden serupa dikabarkan terjadi di salah satu distrik di Kerala Mei.

Saat itu, seekor gajah betina ditemukan dalam keadaan mulut yang terluka, dengan ribuan orang tewas karena serangan gajah selama bertahun-tahun.

Berdasarkan data yang dirilis oleh pemerintah setempat, sebanyak 2.361 orang tewas karena serangan gajah dalam kurun 2014 sampai 2019.

Sementara di sisi lain dalam periode yang sama, 510 gajah mati, dengan 333 di antaranya karena tersetrum dan 100 lainnya diracun atau diburu.

Baca juga: Kawanan Gajah Merusak Rumah dan Kebun Warga di Riau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com