KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Eks Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dipecat dari Partai Bersatu, yang ia dirikan bersama dan membawanya ke kemenangan pemilu 2018.
Beberapa jam setelah dikeluarkannya surat pelengseran pada Kamis malam (28/5/2020), Mahathir dan empat sekutu kunci dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (selanjutnya: Bersatu) merilis pernyataan yang tidak mengakui pemecatan mereka.
Sebaliknya, mereka menuntut dipecatnya sekretaris partai karena telah mengirim surat pemberhentian.
Baca juga: Mahathir: Jika Saya Ingin Berkhianat, Saya Sudah Jadi PM Lewat Kubu Lain
Saga larut malam ini terjadi di tengah spekulasi Mahathir telah mendapat cukup dukungan dari parlemen Malaysia yang berisi 222 kursi untuk membuatnya naik kembali jadi perdana menteri ketiga kalinya.
Dalam surat yang dikirim ke Mahathir tertanggal Kamis, 28 Mei 2020, Bersatu mengatakan keputusannya untuk duduk di samping oposisi pekan lalu adalah alasan keanggotaan partainya "segera dicabut."
Surat itu mengutip bagian-bagian dari konstitusi partai, yang mencantumkan bahwa para anggota dapat dipecat jika mereka menyatakan niat meninggalkan partai, atau secara resmi bergabung dengan partai lain.
Selain Mahathir, putranya Mukhriz Mahathir, mantan Menpora Syed Saddiq, dan mantan Menteri Pendidikan Maszlee Malik juga didepak.
Kemudian orang kelima yang diusir dari Bersatu adalah Amiruddin Hamzah, wakil Menteri Keuangan selama 22 tahun Mahathir menjabat perdana menteri.
Baca juga: Mahathir Mohamad Berjanji Akan Lengserkan PM Malaysia Muhyiddin Yassin
Pria berusia 94 tahun ini sebelumnya telah menjabat sebagai PM Malaysia pada 1981-2003.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis malam, kelima politisi itu menyebut pemecatan mereka "salah" dan "ilegal".
"Kami tidak terima keanggotaan kami dihentikan tanpa kami melanggar hukum... tindakan ini juga menyangkal hak kami untuk membela diri, yang dijamin berdasarkan prinsip-prinsip aturan hukum," tulis pernyataan itu yang dikutip oleh South China Morning Post (SCMP).
Selanjutnya surat kedua yang dikeluarkan oleh Marzuki Yahya, seorang loyalis Mahathir yang menduduki posisi sekretaris jenderal Bersatu mengatakan, sekretaris Muhammad Suhaimi Yahya akan segera diberhentikan lantaran mengeluarkan surat pemecatan ke lima pemimpin sekaligus.
Sejak kudeta pada Maret, Bersatu pecah menjadi dua faksi yang masing-masing mendukung Mahathir dan PM Malaysia Muhyiddin Yassin.
Muhyiddin yang merupakan anak didik Mahathir, adalah Presiden Bersatu dan merupakan otak di balik keputusan partai keluar dari aliansi Pakatan Harapan pada akhir Februari.
Aliansi Pakatan Harapan memenangkan pemilu 2018, mengalahkan pemerintahan Barisan Nasional yang berkuasa lama.