Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Setuju Jual Torpedo ke Taiwan, China Protes

Kompas.com - 21/05/2020, 23:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP,Newsweek

BEIJING, KOMPAS.com - China menyatakan mengirim protes setelah AS menyetujui penjualan 18 torpedo ke Taiwan, langkah yang dianggap mengancam perdamain regional.

Pada Rabu (21/5/2020), Gedung Putih memberi tahu Kongres mengenai rencana penjualan senjata dengan total nilai 180 juta dollar AS (Rp 2,6 triliun) itu.

Torpedo yang dibeli oleh Taiwan adalah MK-48 Mod6 kelas berat yang bisa diluncurkan dari kapal selam, beserta peralatan penunjang.

Baca juga: Menlu AS Sebut Pengucilan Taiwan Bukti WHO Terikat dengan China

Dikutip AFP, Kementerian Luar Negeri AS menerangkan bahwa mereka akan mengambilkan pesanan dari persediaan angkatan laut mereka.

Dalam keterangan kemenlu, diberikannya lampu hijau penjualan itu merupakan bentuk pemenuhan kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan mereka.

"Yakni dengan mendukung keberlanjutan penerima dalam meningkatkan pertahanan dan memodernisasi angkatan bersenjata mereka," ulas Washington.

Menyikapi rencana penjualan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menuturkan mereka sudah mengajukan "pertemuan perwakilan".

Diwartakan Newsweek, dalam pertemuan tersebut, Beijing bermaksud melakukan protes dan menentang penjualan senjata kepada Taiwan.

Zhao menekankan, mereka sangat tidak menyetujui rencana itu, dan memperingatkan transaksi itu bisa mengancam perdamaian regional.

AS memang tidak punya hubungan diplomatik dengan Taipei. Namun, mereka punya peraturan yang mengizinkan penjualan senjata untuk kebutuhan pertahanan diri.

Baca juga: Taiwan Bantah Statusnya sebagai Pengamat Akan Dibahas di Majelis Kesehatan Dunia

Beijing masih menganggap pulau itu sebagai bagian dari provinsi mereka, dan harus disatukan melalui prinsip "Satu China".

Taiwan, secara resmi bernama Republik China (ROC), sudah mempunyai pemerintahan mandiri selama 70 tahun, sejak lepas dalam perang saudara mematikan di 1949.

Secara konsisten, Negeri "Panda" menyatakan bakal segera mengembalikan Taiwan ke pangkuan mereka, baik dengan jalan diplomatik atau militer.

Pemberitahuan penjualan torpedo tersebut terjadi bersamaan dengan pengukuhan periode kedua Presiden Tsai Ing-wen yang menang Januari lalu.

Tsai, yang menjabat sejak 2016 dan dikenal penentang prinsip "Satu China", menekankan agar Beijing tak coba-coba merebut kedaulatan mereka.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengucapkan selamat kepada Tsai, dan memuji Taipei sebagai mitra yang bisa diandalkan dan pihak baik.

Ucapan selamat Pompeo memantik kemarahan Beijing, di mana Zhao menyatakan mereka akan mengambil "langkah balasan", dengan konsekuensi akan ditanggung AS.

Baca juga: Majelis Kesehatan Dunia Akan Bahas Status Pengamat Taiwan di WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com