Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding AS Hendak Mencuri Vaksin Virus Corona, China Merasa Ternodai

Kompas.com - 14/05/2020, 19:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China langsung merespons dengan menyebut AS melakukan penodaan setelah dituding hendak mencuri data mengenai vaksin virus corona.

Tudingan itu menjadi babak baru dalam ketegangan dua negara adidaya, yang dalam sebulan terakhir perang komentar mengenai asal usul virus itu.

Pada Rabu (13/5/2020), otoritas AS menuduh ada hacker dari dari China yang hendak mencuri data pengembangan mengenai vaksin virus corona.

Baca juga: FBI Peringatkan Hacker China Berniat Curi Data Vaksin Virus Corona

Otoritas Negeri "Uncle Sam" kemudian melontarkan peringatan bahwa upaya itu dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Beijing.

Badan Penyelidik Federal (FBI) dan Badan Keamanan Infrastruktur menyatakan, Beijing memperlihatkan "ancaman signifikan" dalam upaya mereka memrangi Covid-19.

Dalam konferesi pers seperti diwartakan AFP Kamis (14/5/2020), juru bicara kementerian luar negeriZhao Lijian langsung membantahnya.

"China menyuarakan ketidakpuasan yang amat sangat dalam dan menentang adanya penodaan ini," ujar Zhao kepada awak media di Beijing.

"Merujuk kepada masa lalu, justru AS-lah yang sudah menggelar operasi pencurian siber terbesar yang terjadi di seluruh dunia," lanjutnya.

Zhao menekankan, Negeri "Panda" sudah mendapatkan hasil yang begitu signifikan dalam upaya mereka mencegah wabah virus corona.

Baca juga: China Racik Vaksin Corona Dibayangi Pengalaman Buruk

Dia mengklaim, justru Beijing yang terdepan dalam pengembangan vaksin Covid-19. Karena itu, seharusnya mereka yang takut jadi target Washington.

Zhao menuturkan pemerintahannya sudah mencegah adanya peretasan siber, dan meminta agar negara lain mengutuk adanya upaya itu di tengah pandemi.

Sang juru bicara kemudian menanggapi kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter yang menyebut corona sebagai "Wabah dari China".

Menurut Zhao, seharusnya Trump berhenti terus mendiskreditkan negaranya, dan fokus saja terhadap penanganan virus di negara mereka.

Pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019, wabah tersebut kini sudah menyebar dengan menjangkiti lebih dari 4,4 juta orang di seluruh dunia.

Virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut juga membunuh hampir 300.000 orang, dan membuat ekonomi dunia berada dalam kelumpuhan.

Baca juga: Trump Sebut Virus Corona sebagai Wabah dari China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com