COLOMBO, KOMPAS.com - Gereja Katolik di Sri Lanka menyatakan, mereka memaafkan pelaku bom bunuh diri yang menyerang pada saat Minggu Paskah tahun lalu.
Serangan pada 21 April 2019 itu menyasar tiga gereja, empat hotel mewah di kawasan ibu kota Colombo, dan satu insiden di Dematagoda.
Serangan yang diklaim oleh kelompok National Thowheeth Jamaath itu membunuh sekitar 279 orang, termasuk sembilan pelaku bom bunuh diri.
Baca juga: Diprotes Warga, Makam Pelaku Pembom Bunuh Diri Sri Lanka Dipindah
Dalam misa Minggu Paskah yang disiarkan di televisi, Kardinal Malcolm Ranjith menyatakan, mereka "menawarkan kasih kepada orang yang sudah menghancurkan mereka".
"Kami memaafkan mereka," ujar Kardinal Ranjith dalam misa yang ditayangkan di tengah wabah virus corona, dilaporkan AFP via Al Jazeera (12/4/2020).
Dia mengatakan dari pada membalas, Gereja Katolik di Sri Lanka berusaha menerapkan kasih Yesus sekaligus mengurangi ketegangan.
Selain menewaskan 270 orang, ledakan bom yang juga diklaim Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu juga melukai sekitar 600 orang.
Tahun lalu, Ranjith menyerukan kepada pemerintah untuk mundur karena dianggap gagal menyelidiki "konspirasi internasional" dalam serangan teroris ini.
Dampaknya, pemerintahan dari Presiden Maithripala Sirisena kalah dalam pemilihan November 2018, dengan adik mantan Presiden Mahinda Rajapaksa, Gotabaya, berkuasa.
Baca juga: Inilah Identitas Para Pelaku Ledakan Bom Sri Lanka di Minggu Paskah
Awalnya, Sirisena menyalahkan Muslim garis keras atas ledakan bom Minggu Paskah, tetapi dia mengalihkan tuduhannya ke pengedar narkoba internasional.
Mantan kepala polisi, dan sekretaris kementerian pertahanan dijerat dengan pasal pembunuhan karena mengabaikan intelijen sebelum serangan.
Pasca-serangan bom bunuh diri, polisi bergerak cepat dengan menahan 135 orang yang dianggap terlibat dalam pengeboman. Tapi, mereka masih belum dituntut.
Adapun Paskah pada tahun ini tidak dilangsungkan di gereja di tengah keputusan pemerintah menerapkan lockdown untuk mencegah virus corona.
Menurut data dari pemerintah, sekitar 199 orang terjangkit virus dengan nama resmi SARS-Cov-2, dengan tujuh di antaranya meninggal.
Layanan misa Minggu Paskah itu digelar di dua gereja yang menjadi lokasi serangan bom teroris, yakni Gereja St Anthony dan St Sebastian.
Baca juga: Saudari Dalang Teror Sri Lanka Sebut 18 Anggota Keluarganya Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.