Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Publik Tak Perlu Panik Hantavirus, Ini Sebabnya

Kompas.com - 25/03/2020, 10:20 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

LINCANG, KOMPAS.com -  Seorang ilmuwan di Swedia, Dr. Sumaiya Shaikh menyatakan dalam kicauannya di Twitter bahwa hantavirus pertama kali muncul pada 1950-an ketika perang AS-Korea di Korea, tepatnya di sungai Hantan.

Penyakit ini menyebar dari tikus dan bisa menulari manusia jika manusia menelan cairan tubuh dari hewan pengerat tersebut.

"Jadi jangan panik, kecuali Anda berniat untuk makan tikus," ujar Dr. Sumaiya.

Baca juga: Belum Selesai Virus Corona, Seorang Pria Tewas akibat Hantavirus di China

Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa hantavirus sangat jarang terjadi tapi angka kematiannya cukup tinggi yakni 38 persen.

Gejalanya bisa terjadi sampai delapan minggu. Orang yang mengalami gejala pasti sebelumnya telah terpapar urin segar, kotoran, atau air liur tikus yang terinfeksi. Bisa juga karena gigitan tikus yang terinfeksi.

Umumnya gejala hantavirus meliputi demam, sakit kepala, batuk dan sesak napas.

Seorang pasien yang pernah mengalami penyakit yang disebabkan hantavirus merasa dadanya seperti diikat pita dengan ketat dan wajahnya seperti ditutupi bantal.

Baca juga: Arab Saudi Umumkan Kematian Pertama akibat Virus Corona

Gejala itu hampir identik dengan gejala Covid-19 yang diidap oleh Benjamin Michael McAdams, seorang politisi AS yang baru-baru ini dikabarkan positif terjangkit Covid-19. 

Gejala sakit Covid-19 dikatakan politisi yang merupakan representatif dari Utah itu bagaikan sabuk yang mengikat erat dadanya.

CDC mengabarkan bahwa sindrom paru hantavirus pernah menjadi penyakit yang diberitahukan secara nasional di AS pada 1995. Tapi saat itu belum ada kasus yang diketahui menular antar manusia.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Virus Corona: 103.000 Orang di Seluruh Dunia Sembuh

Meski begitu, sebuah data dari Jaringan Ilmu Pengetahuan China yang mempopulerkan data komprehensif dari Health Times, dan komite kesehatan kota Lincang, Ningshan menunjukkan seberapa menularnya virus ini.

Ada lima rute utama kemungkinan penularan hantavirus:

Pertama, melalui transmisi pernapasan karena tinja tikus yang terbawa aerosol dapat mengambang di udara dan menginfeksi manusia melalui saluran pernapasan.

Kedua, transmisi melalui saluran pencernaan. Hal ini terjadi jika manusia memakan makanan yang telah terkontaminasi tinja tikus (atau cairan lain dari tubuh tikus yang terinfeksi).

Baca juga: Update Virus Corona 24 Maret: China akan Cabut Lockdown Wuhan | Inggris Lockdown 3 Minggu

Ketiga, penularan melalui kontak. Manusia dapat terinfeksi jika digigit tikus yang terinfeksi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com