MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan diskusi melalui telepon dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, Jumat (06/03/2020).
Pihak Kremlin menjelaskan, perjanjian yang dicapai antara Rusia dan Turki baru-baru ini bertujuan untuk menstabilkan situasi di provinsi Idlib, Suriah.
"Bashar al-Assad menyampaikan rasa terima kasihnya atas hasil pembicaraan antara pemimpin Rusia dengan Turki." Ungkap pihak Kremlin.
Rusia selamam ini telah mendukung pemerintah Bashar al-Assad melawan kelompok pemberontak dan teroris di Suriah. Sementara Turki mendukung kelompok pemberontak tersebut.
Baca juga: Serangan Rusia Tewaskan 15 Warga Sipil di Barat Laut Suriah
Selama perbincangannya dengan Putin, Assad menyatakan kepuasannya dan rasa senang karena gencatan senjata untuk Suriah di bagian Barat Laut dapat terwujud.
Gencatan senjata Rusia-Turki di Idlib juga menciptakan koridor keamanan sepanjang M4. Di mana angkatan bersenjata Turki dan Rusia akan melangsungkan patroli bersama pada 15 Maret mendatang.
Sementara itu di Idlib saat ini, suasana relatif tenang dengan langit Idlib yang bebas dari pesawat tempur untuk hari pertama dalam beberapa bulan gencatan senjata.
Kesepakatan itu meningkatkan harapan untuk mengakhiri salah satu fase paling berdarah dalam konflik perang Suriah.
Baca juga: 33 Tentaranya Tewas, Serangan Balasan Turki Bunuh 16 Serdadu Suriah
Namun, kebanyakan warga di Idlib meragukan kesepakatan itu akan bertahan lama dari yang sebelumnya.
Kepala Observatorium Suriah untuk HAM, Rami Abdel Rahman melaporkan kepada AFP, bahwa tidak ada pesawat tempur Rusia di wilayah udara Idlib.