Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pertahanan Turki: Tidak Ada Kekerasan di Idlib Selama Gencatan Senjata

Kompas.com - 07/03/2020, 16:12 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Reuters

ISTANBUL, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengatakan dirinya tidak menemukan kekerasan selama gencatan senjata antara Turki-Rusia di Idlib, Suriah.

"Kami akan meneruskan upaya-upaya untuk pencegahan kekerasan selama gencatan senjata. Sejauh ini belum ada satu pun kekerasan terjadi." Ungkap Akar.

Gencatan senjata disepakati di Moskwa setelah diskusi membahas konflik Suriah khususnya di Idlib yang membuat hampir satu juta orang mengungsi dalam kurun waktu tiga bulan.

Pemerintah Turki sebagaimana dilansir dari Reuters, akan menggunakan hak pertahanan keamanan diri mereka jika serangan datang menuju pangkalan militernya di Idlib atau pun terjadi di wilayah itu.

Baca juga: Rusia-Turki Sepakati Gencatan Senjata di Idlib

Kesepakatan itu berbuah patroli bersama yang dilakukan tentara Turki dan Rusia sepanjang jalan M4 di Idlib mulai 15 Maret mendatang.

Saat ini, Turki sudah memulai prosedur dan prinsip kerja keamanan di sepanjang jalan tersebut. Hal ini dibenarkan Akar.

Dia juga menambahkan kalau delegasi militer Rusia akan mengunjungi Ankara pada pekan depan untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.

Rusia dan Turki masing-masing merupakan kekuatan pendukung dalam konflik Suriah selama 9 tahun berjalan.

Pemerintah Rusia mendukung presiden Bashar al-Assad sementara Turki mendukung kelompok-kelompok pemberontak.

Baca juga: Serangan Rusia Tewaskan 15 Warga Sipil di Barat Laut Suriah

 

Beberapa kesepakatan dilakukan untuk mengakhiri peperangan di Idlib sejauh ini selalu gagal.

Gencatan senjata di Idlib disepakati antara Rusia dan Turki pada Jumat (06/03/2020). Gencatan ini bertujuan untuk mengurangi kekerasan kemanusiaan yang selama ini santer di Idlib.

Hampir satu juta warga Idlib meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi. Perjanjian itu juga diharapkan oleh Antonio Guterres selaku Sekretaris Jenderal PBB agar turut memberi perlindungan kepada warga sipil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com