Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Vegan Premium di Resto Baru Alam Sutera, Seperti Apa Rasanya?

Kompas.com - 07/02/2024, 13:37 WIB
Krisda Tiofani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Rangkaian menu vegan khas Nusantara terlihat mewah setelah disajikan dengan plating cantik di Plant Culture Restaurant di Tangerang, Banten.

Berlokasi di Alam Sutera Business Centre Woodlake 05 Nomor 9-10, Resto vegan berkonsep casual-fine ini sengaja membuat hidangan terlihat berbeda untuk mengangkat makanan vegan menjadi lebih premium.

"Saya mengusung konsep makanan Nusantara karena memang melihat banyak anak generasi muda yang mungkin sudah bingung dengan gulai," kata pemilik Plant Culture Restaurant, Chef Axhiang.

"Padahal, menurut saya, Indonesia itu punya banyak kuliner daerah yang patut kita banggakan dan memang makanannya keren-keren," tambah dia ketika ditemui media usai pembukaan Plant Culture Restaurant, Jumat (2/2/2024).

Pernyataannya itu ia buktikan melalui lima sajian vegan. Seluruhnya berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.

Kompas.com menikmati semua makanan vegan di Plant Culture Restaurant dan begini rasanya.

Axhiang menyajikan dua makanan pembuka, dua makanan utama, satu sajian penutup, dan satu minuman.

Baca juga:

Popohan with Sambal Nori

Terinspirasi dari lalapan sunda, sajian ini dibuat dari daun pohpohan yang banyak tersebar di Jawa Barat.

Daun pohpohan segar diisi dengan lembaran kembang tahu dan spicy nori chilli, kemudian dilengkapi dengan sambal kacang.

Daun pohpohan dan isiannya digulung rapi, lalu ditusuk untuk mempertahankan bentuknya.

Begitu digigit, seluruh lembaran di dalamnya bisa dirasakan bersamaan, tetapi tekstur daun pohpohan paling mendominasi.

Segarnya daun ini masih dirasakan melalui teksturnya yang renyah. Ketika dimakan bersama sambal kacang, cita rasa manis paling berasa dari appetizer ini. 

Lalampa

Lalampa di Plant Culture Restaurant Alam Sutera.Kompas.com/Krisda Tiofani Lalampa di Plant Culture Restaurant Alam Sutera.

Kue ini juga dikenal dengan sebutan lemper khas Manado. Bedanya, lalampa dibuat tanpa isian cakalang suwir.

Sebagai gantinya, beras ketan yang dicampur dengan jali-jali diisi dengan kelapa parut dan jamur shitake dengan warna kecoklatan, menyerupai ikan cakalang suwir.

Teksturnya padat dan terasa gurih. Rasa segar bertambah ketika menyantap lalapan dengan sambal yang disajikan sebagai pelengkap.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com