TANGERANG, KOMPAS.com - Jamur truffle mendunia karena aroma khasnya dan nilai jualnya yang fantastis mencapai belasan juta. Indonesia juga memiliki jamur truffle-nya sendiri yakni kulat pelawan atau jamur pelawan.
Kulat pelawan berasal dari Bangka Belitung. Sama halnya dengan jamur truffle, harga jamur ini lebih mahal daripada jamur lainnya.
"Jamur pelawan ini hanya tumbuh saat musim hujan dan disertai petir. Tumbuhnya enggak (d) sembarang hutan," kata Chef Axhiang ketika ditemui media usai pembukaan Plant Culture Restaurant di Alam Sutera di Kota Tangerang, Banten, Jumat (2/2/2024).
Axhiang mengatakan, kulat pelawan hanya muncul di Hutan Pelawan dalam waktu singkat.
Masyakarat harus buru-buru memetik jamur mahal ini sebelum hilang dan menunggu lama lagi untuk tumbuh.
Baca juga:
Ia tidak menyampaikan harga pasti kulat pelawan ini. Namun, dilaporkan dari Kompas.com, Senin (12/4/2021), harga jamur pelawan bisa mencapai Rp 1 juta per kilogram.
Bila dijual kering dengan proses salai atau asap, harga kulat pelawat bertambah jadi Rp 1,3 hingga Rp 1,5 juta per kilogram.
"Jamur ini bersifat musiman. Hanya tumbuh satu tahun sekali. Maka harga jamur pelawan sangat tinggi di pasaran karena cuma ada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung," kata Petugas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Rambat Menduyung Bangka Barat, Ardianeka.
"Kebetulan hari ini jamur pelawan sudah tumbuh di hutan pelawan, di Desa Air Limau, Desa Mayang dan Desa Simpang 3," tambahnya.
Baca juga: Kulat Pelawan, Jamur Langka dari Bangka Harganya Rp 1 Juta Per Kilogram
View this post on Instagram